Notification

×

Iklan

Iklan

Fenomena Perubahan Sosial: Tantangan dan Peluang Kaum Muda Ditengah Era Disrupsi (4.0)

11 Desember 2022 | 22:19 WIB Last Updated 2022-12-11T17:26:26Z

Oleh : Nanda Mutiara Lasmi

Pasbana - Dunia sedang dihadapkan dengan kondisi globalisasi yang semakin berkembang pesat. Globalisasi telah memasuki era baru yang bernama Revolusi Industri 4.0. Revousi ini sendiri muncul pada abad ke 21 atau sekitar tahun 2010 dengan ciri utama adalah penggabungan antara informasi serta teknologi komunikasi ke dalam bidang industri. 

Fenomena ini mengakibatkan terjadinya perubahan sosial. Suatu perubahan dimana terjadinya transformasi dari keadaan yang dahulu menjadi keadaan yang berbeda di masa yang akan datang. Perubahan itu diantaranya berubahnya cara pikir manusia, cara hidup, serta cara berhubungan satu sama lain. Hal ini tidak hanya terjadi dalam bidang teknologi, namun juga bidang bidang lainnya seperti politik, sosial, dan ekonomi. 

Dibalik berbagai kemudahan yang ditawarkan seperti kehadiran transportasi daring, keleluasaan dalam memanfaatkan teknologi digital, ternyata Revolusi Industri juga menyimpan berbagai dampak negatif diantaranya terjadinya kerusakan alam akibat banyaknya perusahaan industri, merebaknya hoax di kalangan masyarakat karena penyalahgunaan teknologi, terjadinya kesenjangan antara pemilik modal dan para pekerja, dan masih banyak lagi.

Apa tantangan yang dihadapi generasi muda di era disrupsi 4.0 ini?

Tantangan pertama adalah masalah ekonomi. Menurut Tirto, di usia produktif milenium harus menghadapi dampak dari krisis ekonomi terdahulu. Masalah itu diantaranya kerugian modal dan ketimpangan ekonomi, serta terjadinya otomasi tenaga kerja di tengah masyarakat. Jika kita tidak bisa mengendalikan dan menghadapi hal ini, lama kelamaan Indonesia akan semakin tertinggal dengan negara lain.

Yang kedua ada tantangan di bidang dunia kerja. Perbedaan gaya kerja antargenerasi bisa menjadi tantangan yang sulit bagi generasi milenial di bidang pekerjaan ini. Orang orang terdahulu cenderung menyadari tanggung jawabnya sebagai seorang pekerja dan akan berhati hati dalam bertindak. 

Milenial saat ini sering kali dikaitkan sebagai orang yang bekerja setengah setengah dan hanya ingin bersenang senang. Berbagai lowongan kerja yang hadir umumnya menuntut calon tenaga kerja untuk bisa aktif dan kondusif serta bertanggung jawab dan dapat mengatasi berbagai situasi diluar rencana atau di luar planning. 

Arus perkembangan teknologi yang kian luas membuat persaingan juga semakin ketat dan mendorong timbulnya berbagai praktek kecurangan untuk bisa diterima di tempat yang diinginkan, seperti hacker, pembobolan soal ujian, dan lain sebagainya.
Finansial dan gaya hidup menjadi tantangan berikutnya bagi kaum milenial. 

“Dengan teknologi yang berkembang pesat, mendorong milenial untuk menjadi sangat konsumtif”, tutur Ben Soebiakto, pengamat gaya hidup digital, kepada CNN Indonesia. Belakangan masyarakat senang untuk mengutamakan membeli sesuatu yang diinginkan dari pada sesuatu yang dibutuhkan.

Gaya hidup mewah sudah menjadi suatu keharusan karena mengikuti perkembangan zaman, hingga masyarakat mengikuti gaya hidup modern sesuai dengan trend sekarang ini. Selain itu generasi milenial cenderung lupa waktu dan tidak peka terhadap lingkungan karena telah terbuai dengan kesenangan yang disuguhkan teknologi saat ini. 


Peluang Generasi Muda di Tengah Arus Globalisasi

Potensi bisnis yang ada di Indonesia sangatlah besar, ditambah lagi generasi milenial saaat ini jauh lebih memahami teknologi dibanding generasi sebelumnya. Dalam dunia digital, generasi milenial dapat membuka berbagai bisnis start up yang keuntungannya tak main main. Para generasi milenial yang ada harus berlomba lomba mencapai kesuksesan dengan merintis perusahaan di berbagai bidang, seperti usaha berbasis marketplace yaitu Bukalapak dan Shopee, GO-JEK yang merupakan bisnis jasa berbasis teknologi, dan masih banyak yang lainnya.

Hal lain yang menjadi peluang dalam era globalisasi ini yaitu generasi muda mampu mengimbangkan diri dengan memasukkan kemajuan teknologi yang ada dalam kehidupan sehari hari. Semua masalah yang timbul akibat globalisasi ini mengacu pada perekonomian suatu negara. 

Oleh karena itu, generasi milenial harus cerdas dan aktif dalam menciptakan berbagai inovasi sehingga dapat menciptakan berbagai produk dan jasa yang laku di pasaran dan berdaya saing tinggi.

Millenial juga harus mengubah gaya hidup ke arah yang lebih baik, diantaranya dengan menciptakan sikap peduli dan peka terhadap lingkungan sekitar, dan mengubah pola pikir serta cara pandang terhadap suatu hal. Hilangkanlah rasa malas dan ciptakan suatu perubahan dalam kehidupan bangsa kedepannya.

Ditengah banyaknya tantangan yang ada, hendaknya anak muda harus kreatif, adaptif, serta inovatif agar dapat berdaya saing memasuki revolusi industri 4.0 ini. Agar dapat memperoleh manfaat yang optimal di berbagai bidang sosial, politik, maupun ekonomi, potensi potensi yang ada harus dikembangkan sedemikian mungkin dan harus pula diimbangi dengan peningkatan produktivitas serta kualitas pendidikan. 

Jangan hanya memandang globalisasi atau era revolusi industri ini sebagai suatu kejadian yang buruk saja, padahal kita dapat jadikan fenomena ini sebagai suatu peluang dimana kita bisa mengembangkan opini kita dalam menciptakan berbagai inovasi baik itu di bidang ekonomi, politik, sosial, serta kebudayaan, sebab globalisasi ini bisa menjadi negatif apabila pemerintah dan generasi muda tidak menggunakan untuk hal yang positif dalam era kebebasan saat ini. 

Dengan generasi milenial hendaknya dapat membuat perubahan yang lebih baik untuk kehidupan bangsa di masa depan. (*) 





IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update