Padang Panjang, pasbana - Usai mengikuti Madrasah Student Leadeship Award/ MSLA di Jakarta, Ridho Al Farabi, Santri Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang kembali menorehkan prestasi tingkat nasional.
Kali ini Ridho tak sendiri, bersama Meuthia Ma’arufah Adrian ia dinyatakan lulus dalam ajang bergengsi yang diadakan oleh Ma’arif Institut melalui kegiatan Jambore Pelajar Teladan Bangsa tahun 2022 pada Sabtu, (10/12).
Jambore Pelajar Teladan Bangsa/JPTB merupakan payung atas sebuah term yang mendefinisikan ide-ide pelajar Indonesia lewat sebuah forum interaktif. Kegiatan ini akan diadakan pada 27 s/d 30 Desember 2022 mendatang di Jakarta. JPTB menyeleksi 100 orang pelajar se-Indonesia melalui karya tulis ilmiah dengan tema “Pelajar dan Peran Aktif Pencegahan Kekerasan di Era Digital”.
Lima orang diantaranya berasal dari Sumatera Barat. Selain Ridho dan Meuthia juga ada Fifin Angela Prista dan Gandi Teguh A. (SMAN 5 Sijunjung), Aidil Andriandas (SMKN 4 Payakumbuh).
Melalui essainya, Meuthia mengungkapkan keresahannya mengenai Kekerasan Berbasis Gender Online/ KBGO sementara Ridho memilih Topik Upaya Pencegahan Konten Prank di media sosial. Ia menilai bahwa konten-konten prank yang beredar di media sosial saat ini cenderung negatif dan merugikan orang lain dan tidak sedikit juga yang berujung di meja hijau.
“Generasi Z sekarang tidak bisa dipisahkan dengan media sosial. Apa yang dikonsumsi akan membentuk kepribadian mereka. Salah satunya adalah konten media sosial. Prank yang bersifat menyakiti, merendahkan dan merugikan orang lain termasuk dalam kekerasan sosial. Ironisnya lagi, banyak conten creator lain yang malah meniru ide konten prank tersebut. Seperti Kasus seorang youtuber muda yang sempat viral beberapa tahun lalu, ” jelasnya.
Egia Putra Penaungan, S.E selaku pembimbing menuturkan “Kami sangat bersyukur kedua siswa yang kami ikutkan dalam kompetisi ini lulus ke nasional. Kegiatan ini sangat positif dan bermanfaat bagi pelajar, dengan tulisan dan aksinya pelajar diharapkan mampu berkontribusi dalam pencegahan kekerasan di era digital.
" Siswa MAS Kulliyatul Muballighien Kauman Padang Panjang mesti menjadi salah satu agent of change dalam mewujudkan pelajar yang ramah, santun dan bijak dalam menggunakan media sosial, dengan begitu generasi bangsa yang maju dan berkualitas bisa kita wujudkan,“ tutupnya. (SEA)