Tanah Datar, pasbana - Adalah Jorong Pincuran VII di Nagari Batipuah Baruah Kabupaten Tanah Datar. Jorong ini tidak memiliki aliran irigasi atau tali bandar. Hal ini karena jorong ini terletak di wilayah ketinggian dan lereng.
Hanya ada sebuah mata air yang terdapat di dekat sebuah masjid satu satunya di jorong tersebut yaitu Masjid Nurul Qalbi. Arnya jernih dan tidak pernah mati. Airnya mengalir terus sekalipun musim kemarau panjang.
Mata air tersebutlah yang menjadi sumber air bersih bagi masyarakat dan sekaligus untuk mengaliri puluhan hektar sawah.
Di lokasi mata air tersebut dibuat bak penampungan dan diberi pancuran sebanyak tujuh buah yang dipergunakan untuk kebutuhan air bersih, mandi, mencuci dan untuk kebutuhan lainya.
Wali Jorong Pincuran VII Joni Afrianto menuturkan, Jorong Pincuran VII salah satu dari tiga jorong yang terdapat di Nagari Batipuah Baruah dengan jumlah penduduk 850 jiwa lebih dan 156 KK. Usaha penduduk pada umumnya bertani sawah dan berkebun kopi.
Untuk kegiatan pertanian jorong ini mengandalkan sumber air dari air mancur yang terdapat di dekat masjid tersebut dan dapat mengaliri areal persawahan masyarakat lebih kurang 80 ha.
Untuk mensyukuri nikmat Tuhan inilah, warga jorong selalu mengadakan syukuran memotong sapi setiap tahun.
Kaum ibu membawa dulang yang berisi makanan. Syukuran tersebut dikenal dengan Alek Kapalo Banda.
Tradisi ini Alek Kapalo Banda sudah dilakukan sejak nenek moyang ratusan tahun lalu, dan berlanjut turun temurun hingga saat ini.
Tradisi ini juga sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah.SWT, atas tersedianya pengairan bagi pertanian dan persawahan masyarakat.
Dalam momen itu, semua masyarakat dari berbagai usia berkumpul untuk makan bersama. Sehingga hubungan silaturrami sesama masyarakat terjalin kuat. Setiap tahun berkumpul bersama, duduk bersama dan makan bersama dengan memotong sapi.
Dari tradisi ini tercipta hubungan yang harmonis antar warga. Ada rasa kebersamaan yang tumbuh dan menguat.
Rasa syukur pun semakin tumbuh atas rahmat yang diterima masyarakat. Pengairan ke persawahan dibagi secara adil. Tidak mengemukan ego masing-masing untuk kebutuhan air yang hanya memiliki satu sumber mata air saja.
Untuk menjaga karunia yang besar dari Allah. SWT inilah, warga bertekad untuk menjaga dan memanfaatkannya dengan sebaik baiknya. Dan menghindari terjadinya perselisihan diantara masyarakat.
Tak hanya di Batipuh Batuah, Tradisi Alek Kapalo Banda juga biasa dilaksanakan di Jorong Koto Nagari Tanjung Bonai - Lintau.
Masyarakat Jorong Koto Nagari Tanjung Bonai yang menggelar serangkaian acara pada Alek Kapalo Banda Jorong Koto, Jum'at (20/1/2023) di area persawahan setempat.
Bagi masyarakat, hujan yang turun saat acara berlangsung merupakan rahmat bagi masyarakat dan dunsanak yang sedang menggelar acara Alek Kapalo Banda.
Kegiatan Alek Kapalo Banda merupakan salah satu tradisi masyarakat yang patut dipertahankan dan bisa dilaksanakan di tahun selanjutnya.
Alek ini menjadi salah satu wadah untuk mengungkapkan syukur, sarana silaturahmi bagi masyarakat setempat, dan menjadi ajang untuk menyampaikan perkembangan pembangunan daerah.
Salah seorang perwakilan Kelompok Tani Pincuran Randah Hendrizal, menyampaikan terima kasih atas kedatangan Bupati bersama rombongan dalam acara Alek Kapalo Banda kali ini. Acara pun menjadi lebih meriah.
Alek Kapalo Banda atau syukuran masyarakat di Nagari Tanjung Bonai Jorong Koto Tanah Datar, merupakan tradisi yang turun temurun sejak ratusan tahun yang lalu, hingga saat ini masih tetap dilaksanakan, ibaratnya tidak pernah pudar seiring bertukarnya waktu.
Inilah tradisi yang perlu dilestarikan. Dan menjadikan kita makin tahu Indonesia.(Budi)