Notification

×

Iklan

Iklan

Kendala Salah Seorang Peternak Sapi Tradisional di Kabupaten Agam

05 April 2023 | 10:01 WIB Last Updated 2023-04-05T03:01:38Z
Peternakan Sapi Tradisional Pak Can (sumber : Dokumentasi Fadrian, 2023)



Oleh M. Fadrian Riadi
Mahasiswa Jurusan Peternakan


Pasbana - Peternakan sapi tradisional biasanya bergerak pada suatu usah pembudidayaan, penggemukan dalam sekala kecil guna untuk mendapatkan hasil atau keuntungan dari usaha peternakan tersebut. Salah satu dari peternakan tradisional di Kabupaten Agam tepatnya berada di kecamatan Lubuk Basung yang dikembangkan oleh bapak Can. 

Beliau memulai usaha peternakannya 6 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2017, dan memilih untuk usaha dalam bidang peternakan terutama pada ternak sapi karena adanya kesempatan untuk mendapatkan profit atau keuntungan yang cukup besar.

Adapun kapasitas kendang yang dimiliki oleh peternakan tersebut dapat menampung sebanyak 17 ekor sapi. Terdapat beberapa jenis sapi yang ada pada kendang seperti sapi PO yang memiliki ciri seperti tubuh yang besar, memiliki tanduk tetapi sedikit tumpul,dan pergelambir pada leher berwarna putih hingga kelabu. 

Terdapat juga beberapa jenis sapi lain seperti jenis sapi kampung atau biasa disebut sapi lokal yang memiliki tubuh tidak sebesar sapi po dan juga memiliki teliga, gelamir yang kecil juga. Selanjutnya ada sapi peranakan bali dimana memiliki kulit yang dominan coklat dan juga ada  sapi pesisir yang memiliki ukuran yang kecil dan biasa hidup bebas di pinggir pantai.

Sewaktu hari besar seperti hari raya dan Idul Adha permintaan jumlah sapi di peternakan beliau meningkat tajam. Untuk mengantisipasi membludaknya jumlah pesanan beliau mendirikan kendang darurat dimana kendang darutat tersebut dapat menampung sapi sebanyak 10 ekor. 

Dan ketika jumlah pesanan meningkat, penjagaan pada siang dan malam hari pun semakin ketat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti pencurian. Biasanya beliau mendirikan gazebo atau tenda kecil untuk memantau keadaan sekitar selama 24 jam.

Untuk merawat sapi-sapinya, beliau membarikan pakan 2 kali sehari dengan rumput segar berupa rumput gajah dan beberapa jenis rumput lainnya  dengan jumlah satu karung rumput untuk satu ekor sapi dewasa.

"Rumput yang kami berikan kepada ternak dicari sendiri disekitar Lubuk Basung dengan disabit atau dipotong dengan memenggunakan mesin pemotong rumput agar cepat. Dan bila terjadi kelangkaan pasokan rumput segar yang di sebabkan oleh musim kemarau atau kendala lainnya kami biasa membeli rumput dengan harga Rp 25.000 /karung besar. Selain rumput segar kami juga memberikan asupan tambahan berupa konsentrat yaitu ampas tahu guna menambah asupan protein dari ternak,” ungkap Pak Can. 


Proses Pemberian Pakan Sapi (sumber : Dokumentasi Fadrian, 2023)


Setiap harinya beliau melakukan perawatan sapi maupun perawatan kendang. Untuk perawatan sapi beliau memandikannya satu kali sehari sedangkan untuk perawatan kendang beliau membersihkannya dua kali sehari guna kenyamanan sapi, kalau sapinya sudah nyaman maka pertumbuhan dan perkembangan sapinya akan meningkat yang menghasilkan sapi yang berkualitas baik dan meningkatkan harga jualnya.

Hasil sampingan dari peternakan tersebut  adalah kotoran sapi dimana setiap harinya beliau mengumpulkan kortoran tersebut disuatu tempat, untuk difermentasi menjadi pupuk kendang yang kaya akan unsur hara. Pupuk tersebut  dijual per karung dengan harga Rp10.000 dan biasanya dicari orang langsung kekandang dibeli dalam jumlah besar maupun kecil.

Dalam usaha peternakannya terdapat beberapa kendala atau problem yang beliau hadapi.

 “Kendala terbesar yang kami hadapi akhir-akhir ini adalah adanya wabah pmk penyakit mulut dan kuku yang membuat para peternak menjadi waswas sehingga untuk penjualan dan pembelian sapi itu sulit dilakukan karena adanya pembatasan akses masuk atau pun keluar sapi untuk di daerah dan juga ada kekawatiran peternak dalam membeli sapi dikarenakan melihat kondisi saat ini. Salah satu upaya yang kami lakukan  yaitu mengkarantina sapi sebagai upaya untuk memutus rantai virus pmk tersebut.” ujar Pak Can.

Pak Can juga menambahkan sapi yang terindikasi terserang penyakit memiliki ciri-ciri seperti hidung yang tidak basah atau berpeluh, timbulnya benjolan-benjolan pada tubuh, dan hilangnya nafsu makan pada sapi. Dalam upaya untuk penyembuhan saya biasa menggunakan rauman herbal seperti rebusan daun sungkai, dan memberikan yang tawar rawar berupa remasan daun rambutan yang dicampur dengan anak pisang abu atau pisang batu, ramuan tersebut diminumkan kepada ternak. kasiat dari herbal tersebut adalah untuk menurunkan panas pada sapi.

Jadi dalam sebuah usaha baik di bidang peternakan maupun usaha-usaha dibidang lain tidak luput dari yang Namanya kendala atau problem yang dihadapi seorang usahawan. Tinggal Bagaimana cara kita untuk menyikapi masalah tersebut, dan semua masalah itu pasti ada solisinya. Dengan kita berusaha semaksimal mungkin dan bekerja keras, serta diiring doa maka akan menghasilkan hasil yang baik dan maksimal pula.(*)


PILKADA 50 KOTA




×
Kaba Nan Baru Update