Pasbana- - Desa Wisata Puncak Lawang merupakan unit pengerak pariwisata di Nagari Lawang yang terletak di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.
Berjarak kurang lebih 100km dari Kota Padang, dan Desa lawang memiliki bentang alam yang sangat indah dan beragam terletak di ketinggian 1.250mdpl dan termasuk desa yang bersuhu dingin dan curah hujan yang tinggi pertahunya, dengan luas desa 16.69 km² berjumlah penduduk 3.972 jiwa, desa lawang dipimpin oleh Wali Nagari di bawah pimpinan Franky Putra, S.Pd. dan desa lawang terdiri dari 6 Jorong, Jorong Lawang Tuo, Jorong Batu Basa, Jorong Katapiang, Jorong Gajah Mati, Jorong Pabatuangan, dan Jorong Buayan.
Wilayah Desa Wisata Lawang merupakan wilayah perkebunan tebu, sawah, kebun bawang, dan hutan. Sebagian besar wilayah desa lawang adalah perkebunan tebu, dan menjadi komoditas utama masyarakat lawang.
Masyarakat Lawang Pada umumnya memiliki mata pencaharian yakni berkebun dan bertani. Tebu lawang salah satu komoditas unggulan yang diolah oleh masyarakat sekitar menjadi Produk UMKM seperti Gula Saka, Gula Semut, Kacang Goreng/randang, Kerupuk Ubi Saka, Minuman Air Tebu, Nasi Tanguli, Kapelo Bauok, Tumbang, dan lainya.
Nagari Lawang terdiri dari sekolompok kawasan yang terdiri dari beberapa destinasi wisata yakni Lawang Park, Soul Puncak Lawang, Green View, Tigo Baleh Nan Basa serta mempunyai atraksi wisata Kilang tebu tradisional dan atraksi seni budaya, paralayang dll.
Lawang sangat terkenal dengan Tradisi adat yang sangat kental, penerapan ilmu agama dan adat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat lawang sangat memegang teguh “Adaik Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” pada waktu tertentu masyarakat lawang melakukan acara alek nagari, yang berkumpulnya pemuka pemuka adat yang ada di desa lawang.
Gula Saka Lawang adalah Produk unggulan desa lawang, setiap hari rabu dan kamis masyarakat lawang membuat Gula Saka, mengunakan alat tradisional dan moderen, prosesnya disebut “Mangilang Tabu/Saka" dengan mengunakan “Kilangan Kabau atau Kilangan Masin” dan pada hari Jumat, masyarakat akan menjual hasil produksi Gul Saka ke pasar tradisional Yaitu Pasar Lawang Tigo Balai.
Pada malam minggunya masyarakat lawang mengikuti pengajian rutin, dan para pemuda belajar "Pasambahan Adaik', agar terjaganya pemahaman agama dan sopan santun disaat zaman modren saat sekarang ini.
Desa Wisata Lawang di kelola oleh pemuda pemudi yang terkumpul di sebuah Kelompok Sadar Wisata Manih Sarumpun Nagari Lawang yang di ketuai oleh pemuda asli lawang dan pengiat wisata lawang yaitu Zilfaroni.
Desa Lawang juga terkenal dengan Paralayang nya, karena tempat paralayang di puncak Lawang adalah salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara, dan sudah melahirkan para atlit-atlit yang hebat dan memenangkan juara tingkat Nasional, dan Puncak Lawang juga pernah menjadi tempat kejuaraan Dunia Paralayang.
Ayo ke Lawang, untuk merasakan sensasi wisata yang berbeda, melihat keunikan tradisi, kuliner dan masyarakatnya, serta menikmati keindahan Danau Maninjau dan mencoba atraksi paralayang tertinggi di Asia Tenggara.(rel)