PASBANA - Interaksi negatif antara BB manusia dan satwa harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) terjadi dibeberapa tempat dalam Provinsi Sumatera Barat. Salah satu faktor penyebabnya adalah adanya masyarakat yang bertempat tinggal dan berdomisili disekitar kawasan hutan yang merupakan habitat dari satwa langka dan dilindungi tersebut.
Untuk itu dalam rangka upaya mendukung konservasi harimau sumatera, Balai KSDA Sumatera Barat gagas nagari ramah harimau di beberapa daerah bekerjasama dengan para mitra.
Bentuk langkah upaya mewujudkan nagari ramah harimau diantaranya adalah dengan membentuk tim patroli anak nagari (PAGARI) yang berasal dari warga yang tinggal dan berdomisili disekitar kawasan hutan itu.
Warga dilatih untuk mampu melakukan deteksi dini, patroli, penanganan awal ketika terjadi interaksi negatif dengan satwa harimau. Tentu saja ini juga merupakan salah satu upaya pelibatan masyarakat secara aktif dalam kegiatan konservasi harimau sumatera.
Sepanjang bulan April 2023, Balai KSDA Sumatera Barat bersama para mitra seperti Yayasan SINTAS Indonesia dan C.O.P (Centre for Orangutan Protection) kembali latih dan bentuk Tim Patroli Anak Nagari (PAGARI) di nagari Pasia Laweh Kabupaten Agam dan nagari Panti Selatan kabupaten Pasaman.
Pelatihan berlangsung selama 3 (tiga) hari dari tanggal 5 sampai dengan 7 April 2023 bertempat di aula kantor Wali Nagari Pasia Laweh, diikuti oleh 10 (sepuluh) orang peserta berasal dari warga setempat yang telah diseleksi dan ditunjuk oleh wali nagari.
Sementara itu di Nagari Panti Selatan, pelatihan berlangsung selama 3 hari dari tanggal 10 sampai dengan 12 April 2023 bertempat di aula kantor Wali Nagari setempat, dan diikuti oleh 10 (sepuluh) orang peserta berasal dari warga setempat yang telah diseleksi dan ditunjuk oleh wali nagari.
Selama pelatihan para peserta diberikan pengetahuan meliputi teori dan praktek tentang mitigasi konflik satwa liar, patroli perlindungan dan pengamanan hutan, monitoring satwa, navigasi darat dan penggunaan camera trap.(*)