Padang, pasbana - Buya Hamka, ulama dan sastrawan ternama, terus menginspirasi banyak kalangan, termasuk para santri di Pondok Pesantren Kauman Padang Panjang. Dalam upaya untuk lebih dekat dengan pemikiran dan warisan intelektual Buya HAMKA, Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah/ PR IPR KAUMAN mengajak santri secara kolaboratif telah membooking Bioskop CGV Raya Padang demi menonton film biopik "Buya Hamka" yang ditunggu-tunggu pada Senin (22/5/23).
Para santri yang menonton ini 129 orang. Sebelum berangkat, mereka dilepas secara resmi oleh mudir pondok pesantren, umi Dr. Derliana, MA bersama majelis guru lainnnya. Umi Derliana berpesan, silahkan pelajari isi film itu dengan baik, buatkan resensinya, dan bandingkan dengan cerita kehidupan Buya di KAUMAN. Kalian akan menemukan sisi yang hilang. Begitu Umi Derliana memberi stimulus buat para santri.
Film yang diproduksi oleh rumah produksi Falcon Pictures ini telah berhasil menarik minat masyarakat luas sejak pemutarannya dimulai. Bagi para santri Kauman, film ini menjadi sarana untuk memahami lebih mendalam tentang perjalanan hidup dan pemikiran Buya Hamka, serta pentingnya peran dan pondasi yang beliau letakkan bagi KAUMAN.
Pondasi KAUMAN, yang telah menjadi landasan kuat bagi pengembangan keilmuan dan agama di Padang Panjang, diyakini memiliki akar yang dalam dalam pemikiran Buya Hamka. Buya Hamka adalah Kepala Sekolah pertama di Kauman (masa itu, tahun 1928 masih Bernama Tabligh School). Warisan Buya HAMKA dengan Tabligh School ini terus berkembang dan mencapai kemajuannya. Ribuan alumni telah lahir dari sekolah yang bersejarah ini.
Para santri yang membooking satu bioskop ini berharap dapat merasakan kedekatan dengan Buya HAMKA. Mereka ingin memahami nilai-nilai kehidupan dan keilmuan yang menjadi inspirasi bagi Buya, serta bagaimana beliau mampu mengatasi tantangan dan rintangan dalam perjalanan hidupnya.
"Ini adalah momen yang istimewa bagi kami, para santri KAUMAN Padang Panjang. Buya HAMKA adalah sosok yang kami kagumi dan kami anggap sebagai teladan. Kepada kami selalu disampaikan bahwa Sekolah kami pernah dipimpin oleh orang hebat dan luar biasa. Tentunya kami sangat bangga dan berbesar hati," ungkap Adib Khairillah, Ketua PR IPM KAUMAN.
Melalui film ini, kami berharap dapat mengambil hikmah dan kebijaksanaan dari perjalanan hidup beliau. Kami sudah menanti-nanti film ini sejak pertama tayang, walau ada bagian sejarah yang hilang di sana. Kami mengharapkan kehadiran KAUMAN pada film tersebut, sebab melalui sejarah yang kami baca, bahwa sekembalinya Buya HAMKA dari Makassar sebelum ke Medan, Buya kembali memimpin Tabligh School hingga berubah nama menjadi Kulliyatul Muballighien beliau tetap menjadi guru. Di akhir tahun 1936 barulah Buya berangkat ke Medan," tambah Adib dengan rasa kecewa.
Pemeran utama dalam film ini, Vino G. Bastian berhasil menghidupkan karakter Buya HAMKA dengan apik, juga membangkitkan semangat dan rasa kekaguman para santri. Mereka melihat bahwa perjuangan dan kontribusi Buya HAMKA sangat relevan dengan kondisi kehidupan mereka saat ini, dan melalui film ini, mereka dapat memetik inspirasi untuk menjadi generasi penerus yang berkualitas.
Perjalanan hidup Buya HAMKA yang sarat dengan perjuangan dan kontribusinya dalam memperkuat pondasi Pondok Pesantren KAUMAN kini menjadi inspirasi bagi para santri. Melalui film biopik ini, mereka dapat memperkuat ikatan batin dengan Buya HAMKA, memahami nilai-nilai yang beliau perjuangkan, dan menerapkannya dalam kehidupan mereka sendiri.
"Kami yakin bahwa pondasi KAUMAN ini ada di tangan kami, generasi muda. Kami bertekad untuk meneruskan dan mengembangkan warisan ilmu dan keilmuan yang telah diletakkan oleh Buya HAMKA, semoga akan lahir Buya HAMKA baru dari KAUMAN," tutup Adib dengan semangat.
Film biopik "Buya Hamka" menjadi penghubung antara masa lalu dan masa depan KAUMAN Padang Panjang, menginspirasi dan memberikan motivasi kepada para santri untuk menjaga dan memperkuat pondasi intelektual yang ada. (SEA)