Padang Panjang, pasbana - Nurbaini (72) berubah semringah. Ia tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya lantaran kali ini dapat perhatian dari pemerintah pusat. Rumah sederhana yang ditempatinya berpuluh tahun lalu, bakal dibuatkan septic tank dan MCK (mandi, cuci, kakus).
Sekian lama menempati rumah kayu itu, Nurbaini bersama dua anaknya, Deny Febria (37) dan Dedy Martin (35), terpaksa “melepas hajat” dengan cara sederhana. Perairan terbuka selebar 1 meter yang persis berada di samping rumah, menjadi tempat pembuangan mereka lantaran tak punya MCK dan septic tank. Limbah itu, mengalir terus mengikuti aliran bandar, mencemari air dan jelas tak menyehatkan.
Nurbaini menyadari itu. Tapi apa daya. Ekonomi keluarga yang pas-pasan jelas menyulitkan baginya untuk sekadar punya MCK yang layak dan septic tank penampung limbah air besar dan air kecil itu.
Untuk mandi, ia dan anak-anaknya mengandalkan sumber mata air yang berada di seberang perairan terbuka itu. Jaraknya 20 meter dari rumahnya. “Bilik mandi” tersebut dililitkan terpal bekas spanduk di sekelilingnya. Untuk mengamankan dari pandangan mata orang lain. Walau dengan letak rumah yang jauh dari pemukiman, mustahil orang lain akan tahu letak kamar mandi tersembunyi ini. Tumbuhan rambat turut menyamarkan keberadaannya.
Rumah Nurbaini berada di lembah. Persis di belakang bangunan Sekolah Luar Biasa (SLB) Insan Mandiri di RT 2, Kelurahan Tanah Pak Lambik (TPL), Kecamatan Padang Panjang Timur. Terpisah jauh dari pemukiman penduduk lainnya. Untuk ke situ, harus meniti puluhan anak tangga yang curam. Lalu melintas di atas jembatan kecil yang membelah perairan terbuka tersebut.
Rumahnya dikelilingi pepohonan besar dan kecil. Persis seperti pondok di tengah hutan. Bagi yang tak pernah ke situ, mereka takkan menyangka di sana ada keluarga yang menempatinya.
Di lokasi itu, Sabtu (3/6), warga RT 2 TPL melaksanakan gotong royong bersama tokoh masyarakat setempat yang juga Ketua DPRD Padang Panjang, Mardiansyah, A.Md. Turut hadir Ketua RT 2, Putri Martina, Bhabinkamtibmas, Bripka Ade Satria, dan warga lainnya.
Bantuan yang diterima Nurbaini ini, merupakan program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) yang digarap Direktorat Cipta Karya. Kegiatannya bernama Sanitasi Berbasis Masyarakat Pengelolaan Air Limbah Domestik (SBM PALD).
“Untuk Kota Padang Panjang, ada dua kelurahan yang menerima SBM PALD ini, TPL dan Koto Katik. Nilainya Rp350 juta. Satu kelurahan lagi, Bukit Surungan mendapat program TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recicyle) dengan dana Rp500 juta,” jelas Mardiansyah sembari menyebutkan kegiatan Kemen PUPR ini diarahkan Anggota DPR RI, Athari Gauthi Ardi ketiga lokasi itu.
SBM PALD ini, akan dinikmati 35 KK (kepala keluarga) di TPL dan 44 KK di Koto Katik. Salah satunya Nurbaini dan anak-anaknya. Mereka takkan lagi mengalirkan limbah domestiknya sembarangan. Makanya, wajah Nurbaini semringah.
“Alhamdulillah. Senang rasanya dapat perhatian dari pemerintah,” ucapnya singkat, padat dan bermakna. (*)