Notification

×

Iklan

Iklan

Dua Seniman Kunjungi Rumah Baca Anak Nagari, Programnya Semakin Bermanfaat Buat Masyarakat

30 Juli 2023 | 12:05 WIB Last Updated 2023-07-30T11:09:21Z

Agam, pasbana - Rumah Baca Anak Nagari semakin mematangkan program, penguatan, dan semakin bermanfaat bagi masyarakat. Sebuah rumah baca tentunya berdiri sebagai wadah yang kian terbuka lebar untuk segala kalangan.

Ubai Dillah Al Anshori mengatakan, "Rumah Baca Anak Nagari (RBAN), bukan pula sesuatu yang asing. Sehingga, kunjungan ini tidak aneh bagi founder, maupun anak-anak yang sedang berkegiatan di sana," sebut Ubai, Redaktur Sastra dan Budaya Rakyat Sumbar. 

Ubai Menambahkan "Kegiatan yang dilakukan dan kami  saksika  di rumah baca tersebut, berkaitan erat dengan penguatan, dan pemahaman anak-anak. Mulai dari membaca buku, pengenalan dasar-dasar komputer, bahkan bagaimana menggunakan Microsoft Word atau Excel. Penguatan tersebut sangat penting untuk meningkatkan pemahaman anak untuk masa depannya" Ucapnya.

"Program yang saat ini tercipta semakin matang, semakin bermanfaat, dan terus terbenahi sedemikian rupa. Sebelumnya, rancangan-rancangan kemajuan rumah baca telah lama kita diskusikan bersama-sama, dengan visi dan energi yang padu. Hingga sampai  saat ini masih bertahan" Tambah Ubai, Pimpinan Ranah Kreatif. 


Dr. Sulaiman Junedyang kerap disapa Adun juga turut hadir dalam silaturahmi di RBAN mengatakan,  "Kita harus tetap membangun kolaborasi dengan komunitas, rumah baca, dan ruang-ruang kreatif lainnya. Agar tetap hidup gerakan yang telah di bangun selama ini" Tutur Sutadara Teater tersebut.

"Kolaborasi menjadi salah satu kunci, salah satu jalan untuk menghidupkan gerakan Literasi yang berlandaskan gemar baca dan gemar menggali potensi dalam diri, maupun lingkungan" Sebut Adun Sulaiman, Penggagas, Penasihat Komunitas Seni Kuflet. 

Sulaiman Juned menambahkan "Menjadi penting bila hal seperti ini tetap dijalin, tetap diikat dengan kerja sama antar instansi-instansi yang mau diajak menghidupkan dan berbagi untuk masyarakat disekitarnya, baik Agam maupun Bukittinggi. Sebaiknya kita tidak memandang siapa yang siap berbagi dan kolaborasi dengan kita. Intinya adalah saling menghidupkan dan menciptakan hal yang positif untuk masyarakat dan sekitarnya. Agar imbas literasi terus dirasakan oleh orang-orang yang membutuhkan" Tutur dosen Program Studi Seni Teater dan Penciptaan Teater Pascasarjana ISI Padangpanjang.

Pada akhir wawancara, Ubai menambahkan "Di kota Padangpanjang perlahan demi perlahan iklim diskusi kembali dibangun agar iklim tersebut semoga semakin merambah ke segala sisi. Padangpanjang harus terbangun kembali iklim diskusi. Bila sudah ada, semoga tertular ke segala lini. Karena, kota tersebut telah ter branding sebagai kota pendidikan, kota literasi, dan masih banyak lagi sebutan yang lain telah disematkan pada kota tersebut" Tutupnya Ubai, Penulis buku Tangan-Tangan Kisah ini. (*/Maksalmina)

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update