PADANG PANJANG, pasbana - Mahasiswa Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang menggelar pameran tugas akhir, Senin (07/07/2023), bertempat di Gedung Nusantara Institut Seni Indonesia Padangpanjang, Kota Padang Panjang.
Fitria mengatakan dalam penjelasannya, bahwa ekspresi Simbolik “Tarek Pukat” dalam karya seni kayu merupakan hasil penggarapan karya yang berangkat dari aktivitas sehari-hari, yang berasal dari daerah pesisir pantai Aceh tepatnya di Kabupaten Aceh Selatan.
Aktivitas “Tarek Pukat” sendiri merupakan sebuah kegiatan mencari nafkah, yang mana sudah menjadi tradisi dari masa kesultanan Sultan Iskandar Muda hingga saat ini.
Fitria menambahkan, aktivitas ini sendiri merupakan hasil dari interaksi-interaksi yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat pesisir pantai Aceh. Yang mana aktivitas tersebut merupakan interaksi antar sesama manusia dan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan benda sekitarnya.
Fitria juga menjelaskan bahwa Ekspresi Simbolik sebagai sarana sekaligus sebagai pengaplikasian nilai-nilai dari aktivitas “Tarek Pukat” yang dihadirkan melalui simbol-simbol dengan mempertahankan nilai budaya, serta adat istiadat yang ada di Aceh.
" Dengan hadirnya karya seni ini, pengkarya menghadirkan pesan serta makna yang dapat memberi dan menyadarkan masyarakat baik yang umum maupun masyarakat Aceh itu sendiri, " ujarnya.
Penciptaan karya seni ini merupakan hasil dari kesedihan serta kegelisahan pengkarya terhadap aktivitas tarrek pukat pada saat ini, yang mana aktivitas tarek pukat mulai terlupakan bahkan terancam punah di tengah kehidupan masyarakat nelayan Aceh.
"Maka dengan melihat aktivitas tarek pukat saat ini, pengkarya mencoba menstimulasi nilai-nilai yang ada dalam aktivitas tersebut ke dalam bahasa rupa berupa karya seni kayu dengan menggunakan ekspresi Simbolik sebagai sarana untuk penyampaian pesan serta makna yang dihadirkan oleh karya, " imbuhnya.
Ketua Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni Pascasarjana ISI Padangpanjang, sekaligus membuka kegiatan itu. Dr. Riswel Zam, S.Sn., M.Sn, mengatakan, bahwa ini merupakan satu kegiatan budaya, kegiatan ekonomi dan kegiatan sosial, yang juga menjadi bagian dari lingkungan sang pengkarya untuk mengekspresikan diri.
“Kita tahu dan lihat serta kita sadari bahwasanya Allah tentu menyediakan sumber yang sangat banyak untuk kita eksplorasi, maka dari itu kembali kepada diri kita sendiri bagaimana untuk dapat mengeksploarsi alam yang ada di sekitar untuk menjadi sebuah karya," ucapnya.
Riswel menambahkan, “Dari hasil tema tersebut, pengkarya sudah peka dan menyadari bagaimana keadaan hasil budaya atau tradisi di ruang lingkup pengkarya sendiri, sehingga pengkarya mencoba menghasilkan karya seni dengan mengangkat tema aktivitas Tarek Pukat. Ini menjadi objek utama, dan pendekatan ekspresi simbolik sebagai sarana untuk bisa menyampaikan dan menyadarkan khalayak umum, untuk sadar akan situasi budaya kita sendiri baik itu di luar maupun dalam ruang lingkup kita sendiri, " ujarnya.
Mutia sebagai pengunjung mengatakan, “Ini merupakan pameran kriya seni yang lengkap, terlepas dari pameran karya yang sangat bagus dan menarik, kita juga bisa menikmatinya dengan bantuan audio visual proses penggarapan karya dan hasil karya dalam bentuk video yang di tayangkan. Ini suatu hal yang baru, terlebih karyai yang di hasilkan memiliki karakter budaya yang sangat unik dan memiliki ciri khas ke-Acehan-nya dan sangat bernilai jual yang sangat tinggi," tuturnya.(*/Maksal)