PADANG PANJANG, pasbana - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Padang Panjang, Indeks Perkembangan Harga (IPH) kota ini untuk minggu ketiga Agustus berada pada angka minus sebesar 0,890% atau berfluktuasi sangat ringan (penurunan).
Kabag Perekonomian dan Sumberdaya Alam Setdako, Putra Dewangga, S.S, M.Si , usai mengikuti Rakor Evaluasi Inflasi Bersama Kemendagri via Zoom Meeting, Senin (21/8) menyebutkan, hal ini menandakan pergerakan harga di Padang Panjang perkembangannya tidak terlalu signifikan, hanya beberapa persen saja.
“Adapun komoditi utama yang berkontribusi untuk fluktuasi penurunan ini adalah daging ayam ras, bawang merah dan tempe,” ungkapnya.
Pada minggu ketiga ini, tambahnya, secara umum harga dari 51 komoditi masih relatif stabil. Komoditas utama yang mengalami kenaikan harga adalah daging ayam broiler yang naik tipis sebesar Rp250 dari Rp26.750 menjadi Rp27.000/kg,” sebutnya.
Di samping itu, lanjut Putra, harga rata-rata cabai merah naik sebesar Rp5.625 dari Rp46.250 menjadi Rp51.875/kg.
“Kenaikan harga cabai merah ini cukup tinggi, namun masih di dalam HAP (Harga Acuan Penjualan) yang ditetapkan Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yaitu Rp37.000 sampai Rp55.000/kg,” lanjutnya.
Untuk pengendalian inflasi, tambah Putra, pihaknya mendorong Dinas Pangan dan Pertanian untuk memanfaatkan BTT dalam upaya mengatasi hama tikus di Padang Panjang dan sekitarnya.
Pihak terkait, kata Putra, juga diminta untuk melakukan persiapan menghadapi dampak El Nino yang diperkirakan mencapai puncak pada September 2023.
“Untuk itu kita minta optimalisasi seluruh gerakan bantuan pangan dan bansos, baik tunai maupun nontunai, baik APBD maupun non APBD seperti CSR dan sebagainya, baik reguler maupun BTT. Serta peningkatan koordinasi dengan Bulog dan TTIC Sumbar untuk menjamin ketersediaan pasokan pangan,” ujarnya.
Sementara itu Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian saat memimpin rakor pengendalian inflasi tersebut, juga meminta Pemerintah Daerah untuk menggencarkan seluruh gerakan bantuan pangan dan bansos tersebut.
“Hal ini sekiranya dapat dioptimalkan untuk pengendalian inflasi, khususnya dalam rangka menghadapi dampak El Nino yang diperkirakan mencapai puncak pada September ini,” sebutnya.
Selain itu, untuk mengatasi dampak El Nino, Mendagri Tito juga mengimbau kepala daerah agar kembali melakukan gerakan tanam untuk cabai rawit, cabai merah dan bawang merah.
Turut hadir pada rakor tersebut, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Ewasoska, S.H, Forkopimda, dan OPD terkait. (*/pbn)