Padang Panjang, pasbana - Dalam sebuah perjalanan spiritual dan intelektual yang penuh semangat, Dosen beserta mahasiswa dari Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) memutuskan untuk melacak jejak salah satu tokoh pemikir besar Indonesia, Buya Hamka, di Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang, Sumatra Barat, Kamis (31/08)
Mengambil sudut pandang yang menarik, rombongan mahasiswa tersebut tidak hanya mengejar sejarah dan pemikiran Hamka, tetapi juga berusaha menghubungkan relevansi pemikiran beliau dengan perkembangan zaman modern.
Perjalanan mereka menjadi semacam pencarian identitas intelektual dan spiritual yang dapat mempertemukan nilai-nilai luhur masa lalu dengan tuntutan zaman yang terus berkembang.
Surya Bunawan menegaskan“Buya Hamka adalah sosok yang senang membaca sejak kecilnya. Sehingga dia mampu melahirkan 116 Karya. Dimana karya tersebut merupakan hasil pengamatan dan perenungan terhadap alam sekitar. Pun Beliau dekat dengan Malaysia, Salah satunya adalah buku Kenang-kenanganku di Malaya”, terangnya.
President Benevolent Malaysia, Hanapi Jamaluddin mengucapkan “Dalam kehidupan yang modern ini, kami sangat senang dengan sambutan yang diberikan. Ada Tari-tarian dan seni beladiri tapak suci serta musik tradisional. Santunan begini, kita harapkan adik-adik mahasiswa dapat mengambil pembelajaran, bahwa pentingnya sikap santun terhadap tamu. Kolaborasi Spiritual dan intelektual yang melahirkan insan yang beradab dan berilmu. Kauman sudah mampu hadir untuk itu. Bisa kita tengok Religi ada, seni juga” ,tuturnya.
Pondok pesantren Kauman Muhammadiyah di Padang Panjang dipilih sebagai destinasi perjalanan ini karena merupakan tempat di mana Hamka belajar dan mendalami agama Islam serta ilmu-ilmu pengetahuan pada masa muda. Para mahasiswa berharap bahwa melalui kunjungan ke pondok pesantren ini, mereka dapat merasakan atmosfer dan warisan keilmuan yang pernah ditekuni oleh Hamka.
Dalam perjalanan mereka, para mahasiswa tidak hanya berfokus pada jejak sejarah fisik, tetapi juga merenungkan pemikiran-pemikiran Hamka yang masih relevan dalam konteks zaman modern. Dalam diskusi dan dialog antargenerasi, mereka mencoba memahami bagaimana pemikiran Hamka tentang toleransi, pendidikan, dan harmoni antarumat beragama dapat diaplikasikan dalam masyarakat multikultural saat ini.
Dengan semangat mencari dan merenungkan, perjalanan para mahasiswa Universiti Sains Islam Malaysia ini tidak hanya menjadi sekadar kunjungan, tetapi juga sebuah pengalaman transformasional yang menerangi pikiran mereka dalam merangkul nilai-nilai kearifan lokal dan universal secara bersamaan. (SEA)