Padang Panjang, pasbana- Tulisan feature (baca: ficer) adalah salah satu jenis tulisan jurnalistik berisi perpaduan berita dan opini, dengan gaya bercerita (story telling) mengandung unsur menyentuh (human interest) dan bahasa yang indah (sastrawi).
Dan kali ini, Komunitas Seni Kuflet kembali melaksanakan diskusi dengan tajuk "Teknik Menulis Feauture" dengan narasumber Dr. Sulaiman Juned, M.Sn yang dimoderatori Siti Nuratikah bertempat di Sekretariat Kuflet Kampung Jambak, Sabtu (30/09).
Sulaiman Juned dalam penjelasannya mengatakan struktur tulisan feature terdiri dari judul, lead, pembuka tulisan, pemaparan, penilaian/apresiasi kritis, penutup. Judul mewakili isi tulisan, singkat dan padat, kata - katanya kuat serta membuat penasaran orang yang membaca.
Selanjutnya teras berita lead yang kuat dan menarik. Lead yang lemah dan hambar akan membuat pembaca langsung berpaling ke tulisan lain.
" Setelah itu isi tulisan penulis harus menggambarkan pokok persoalan yang harus dibahas. Kemudian kesimpulan sebuah tulisan yakni menyimpulkan inti dari yang dipaparkan sehingga pembaca membayangkan seperti hadir dalam peristiwa itu, " papar pendiri Komunitas Seni Kuflet yang penyair itu.
Solehah Hasanah peserta diskusi mengatakan "Jadi, feature sebagai tukisan soft news harus mengolah emosi melalui bahasa sastrawi sehingga pembaca merasa tersentuh", ujarnya salah seorang sutradara muda di Kuflet.
Rezi juga bertanya "Seberapa penting pengambilan foto atau gambar dalam pembuatan featute, " ujarnya.
Maharani Saputri peserta diskusi mengungkapkan bahwa materi tentang teknik menulis ini sangat bagus diterapkan dan peserta jadi lebih tahu tentang bagaimana cara menulis yang baik dan benar.
Sulaiman Juned menambahkan bahwa Feature tetap bersandar pada akurasi jurnalistik. Tiap kata dan kalimat mestilah memikat dan enak dibaca. Gaya penulisan yang khas dari feature meletakkan emosional tertentu agar paparannya dapat menyentuh.
" Kisah human interest menjadi hidup, berwarna agar pembaca terbawa untuk membayangkan detail-detail latar kejadian yang dirasakan penulis", pungkas Dosen Jurusan Seni Teater ISI Padang Panjang ini. (*/Pajar)