Notification

×

Iklan

Iklan

SSGI 2023: Angka Stunting di Pasbar Pada Angka 35,5%

18 Oktober 2023 | 06:05 WIB Last Updated 2023-10-18T03:44:27Z


Pasaman Barat, pasbana - Angka stunting di Pasbar tahun 2022 berada pada angka 35,5% (SSGI 2023), yang ditargetkan menjadi 14,00% tahun 2024, dan untuk angka kemiskinan berada pada angka 6,93% (BPS 2023), yang ditargetkan menjadi 6,58% tahun 2024, serta angka kemiskinan ekstrem tahun 2022 berada pada angka 0,76%, yang ditargetkan menjadi 0,00% tahun 2024.

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, Selasa (17/10) di Aula Rumah Dinas Bupati Pasbar. Rapat dibuka langsung oleh Bupati Hamsuardi didampingi stakeholder terkait. 

Dalam sambutannya, Bupati Hamsuardi menegaskan bahwa penurunan prevalensi stunting dan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem memerlukan kerja kolaborasi secara konvergensi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan termasuk peran perusahaan dan perbankan. 

“Mengentaskan kemiskinan ekstrim dan penurunan stunting itu mesti dilakukan secara gotong royong. Semua pihak harus mengambil peran, termasuk perusahaan perkebunan kelapa sawit dan perbankan. Sesuai instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2022 tentang Penghapusan Kemiskinan Ekstrem yang mengintruksikan kepada Kementerian/Lembaga, seluruh gubernur, dan seluruh bupati/walikota untuk melakukan PPKE di seluruh wilayah Indonesia tahun 2024. Selanjutnya Kepmenko PMK No 30 tahun 2022 tentang Penetapan Sumber dan Jenis Data dan PPKE,” tangkasnya. 

Disamping itu, Plt. Kepala Bappelitbangda Pasbar Ikhwanri menjelaskan bahwa stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). 
“Kondisi gagal tumbuh pada anak balita ini disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama serta terjadinya infeksi berulang, kedua faktor penyebab ini dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai terutama dalam 1.000 HPK,” jelasnya. (rel)

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update