Notification

×

Iklan

Iklan

Darak Badarak Memukau Ribuan Warga Padang Pariaman di Galanggang Arang#7 Kayutanam

29 November 2023 | 15:31 WIB Last Updated 2023-11-30T08:37:01Z



Padang Pariaman, pasbana  - Darak Badarak tampil di perhelatan Galanggang Arang #7 "Anak Nagari Merayakan Warisan Dunia" Stasiun Kayu Tanam, Selasa malam. (28/11/2023).

Komunitas yang didirikan oleh Ribut 'Anton Sujarwo' 13 tahun yang lalu ini menampilkan karya dengan judul Asa Tuduah.

"Asa Tuduah merupakan karya musik komposisi perkusi tradisi Minangkabau yang dielaborasi menjadi modern. Pola dan motif dari keberagaman tradisi Minangkabau dimodifikasi semenarik mungkin agar bisa dinikmati kembali pada zaman sekarang," ujar Ribut (28/11).

Ribut menyampaikan apresiasinya untuk kegiatan ini. Menurutnya, semangat Galanggang Arang yang mengangkat budaya tradisi sama dengan semangat Garak Badarak.

"Darak Badarak dulunya bermula dari keinginan untuk membawa aktivitas positif bagi anak muda. Apa lagi kami melihat remaja kali ini jauh dari rasa cinta dan apresiasi terhadap seni budaya Pariaman. Musik tradisi seringkali dianggap kuno. Karenanya kami mencoba menampilkan sebuah pertunjukan modern yang berangkat dari musik tradisi," cerita Ribut.




Semangat itu yang membawa Darak Badarak menjadi runner up di sebuah ajang penampilan bergengsi di Indonesia yaitu Indonesia's Got Talent 2023.

Selain membawa karya sendiri, selama satu jam lebih Darak Badarak juga menghibur warga dengan lagu-lagu kekinian yang dikreasikan dengan musik perkusi tradisi.

Ribut Darak Badarak juga menjadi pelatih pada lokakarya "Respon Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) dalam Komposisi Musik Perkusi Kureta Mandaki" yang diikuti oleh 147 penabuh Gandang Tansa dari 21 sanggar se-kabupaten Padang Pariaman.

Ia memformulasikan bunyi gendang irama Kureta Mandaki dengan suara dari mulut dan gerak si penabuh. Karenanya, sebelum penampilan ada latihan olah vokal dan gerak tubuh. Bunyi kerikil di rel juga dielaborasi untuk menghidupkan irama ini.

"Padang Pariaman dan sekitarnya terdapat banyak sanggar Gandang Tansa. Saya berharap kita semua bisa terus melestarikan tradisi lokal ini untuk sama-sama maju ke kancah nasional dan internasional," papar Ribut.

Di Padang Pariaman dan Pariaman, setiap nagari setidaknya memiliki satu sanggar tambua tansa. Bahkan di daerah ini lebih muda menemukan sanggar dibandingkan band modern.

"Saya berharap 147 penabuh gandang tansa ini bisa tampil juga di acara penutupan Galanggang Arang, 15 Desember mendatang. Perkusi kureta Mandaki ini merupakan hasil olah pikir dari penglihatan dan pendengaran yang terinspirasi dari Mak Itam yang sedang melaju. Narasinya sangat lekat dengan WTBOS," harap Ribut.

Pak Ladun (75) pensiunan juru lansir KAI pada masa Mak Itam juga hadir menikmati suasana Galanggang Arang di stasiun Kayutanam.

"Seumur ini saya di Kayutanam, belum pernah melihat orang berdatangan seramai ini. Apalagi mereka juga membicarakan Mak Itam. Saya teringat waktu kerja dulu merangkai gerbong untuk Mak Itam", ujarnya dengan mata berbinar. (28/11). 




Mahatma Muhamad, kurator Galanggang Arang mengajak seluruh anak nagari berpartisipasi aktif dalam mengembangkan budaya tradisi khususnya yang berada di jalur WTBOS.

WTBOS sendiri ditetapkan UNESCO pada 6 Juli 2019 sebagai salah satu Warisan Dunia yang berkontribusi pada peradaban.

Mahatma menyebutkan helatan ini merupakan aktivasi untuk menggali dan merawat kebudayaan di sepanjang kawasan WTBOS, program prioritas Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek.

Sebelumnya, kick off Galanggang Arang: “Anak Nagari Merayakan Warisan Dunia” telah diselenggarakan di Padang 19 Oktober 2023.

"Nagari Kayutanam menjadi tuan rumah Galanggang Arang #7. Secara khusus, Stasiun Kayutanam berada di Zona B WTBOS, salah satu rangkaian jalur kereta api penghubung Sawahlunto di Zona A dan Pelabuhan Teluk Bayur di Zona C," ujar Mahatma.(rilis) 

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update