Payakumbuh, pasbana - Dr. Nugraha Edhi dan Dr. Dwi Yuni akademisi dari IPB University ini menggelar program, Dosen Pulang Kampung, Rabu (15/11/2023) di aula Dinas Koperasi dan UKM kota Payakumbuh. Salah satu kegiatan utamanya adalah memberikan “oleh-oleh”(pelatihan teknik dan kemasan serta bagaimana agar oleh-oleh khas kota Payakumbuh, propinsi Sumatera Barat ini menjadi awet/tahan lama).
Dua orang dosen yang terlibat dalam program pengabdian masyarakat itu, mengatakan kegiatan pelatihan ini terselenggara berkat berkolaborasi dengan Dinas Koperasi dan UKM Kota Payakumbuh serta didukung antusias 20 orang pelaku UMKM se-Kota Payakumbuh.
“Dalam kegiatan ini, para pelaku usaha mendapatkan kesempatan yang berharga untuk bertanya tentang perbaikan teknik pengemasan dan cara pengawetan produk untuk memperpanjang umur simpan produk,” Nugraha Edhi urang Sumando Minang (lelaki beristri perempuan minang-red).
Menurutnya, beberapa kali kesempatan liburan ke rumah mertuanya di Payakumbuh, sering menemukan fakta bahwa produk gelamai di daerah lain dikenal sebagai dodol atau jenang. Maaf sebelumnya, meskipun baru dibeli dari tokonya selama tiga hari, produknya telah menjadi tengik dan terkadang sudah tumbuh jamur sehingga tidak layak dimakan dan tidak bisa untuk dijadikan oleh-oleh. Karena temuan ini, kami berniat untuk melakukan pembinaan terhadap pengusaha gelamai di Kota Payakumbuh agar dapat menerapkan teknologi kemasan.
Di antaranya, kemasan aktif, kemasan vakum serta teknologi pengawetan dengan BTP yang tepat jenisnya dan tepat dosisnya. Sehingga produk gelamai dan beras rendang sebagai ikon oleh-oleh khas Payakumbuh dapat mencapai umur simpan hingga satu bulan sampai tiga bulan, tergantung dari teknik pengawetan yang digunakannya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Payakumbuh M. Faizal sangat mengapresiasi Dr. Nugraha Edhi dan Dr. Dwi Yuni yang telah memilih Kota Payakumbuh sebagai tempat untuk berbagi ilmu serta oleh-oleh kepada pelaku UMKM.
"Ilmu ini, sangat dibutuhkan oleh UMKM di Kota Payakumbuh untuk meningkatkan kualitas produknya. Karena selama ini kita hanya menjual cita rasa dan harga murah, sementara masih banyak produk yang kemasannya kurang bagus, model tidak menarik, dan belum ada uji keawetan makanan, baru sertifikasi halal, BPOM, dan higienis," ujar Faizal.
Ditambahkan, pelatihan ini diikuti delapan pelaku UMKM khusus produk Galamai dengan materi prinsip pengawetan produk gelamai dengan penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang tepat jenisnya dan tepat dosisnya, artinya telah dapat mencapai fungsi teknologi dan tidak melampaui batas maksimum penggunaannya, serta teknik pengemasannya dapat digunakan untuk upaya pengawetan produk gelamai tanpa penggunaan BTP.
Hal senada juga diungkapkan, Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Tegrasia Nita. Menurutnya, materi yang disampaikan oleh Dosen IPB itu adalah yang paling ditunggu-tunggu pelaku UMKM, riset dan uji coba kepada produk yang dilakukan oleh akademisi akan memberikan informasi kepada Pemko Payakumbuh dan pelaku UMKM sejauh mana produk olahan pangan bisa tahan dan bagaimana cara menjaga keawetan makanan.
"Kami sampaikan apresiasi dan mendukung program ini. Kami juga menitipkan sampel produk UMKM lain untuk dibawa Tim dosen IPB agar dilakukan pengujian dan dapat memberikan saran perbaikan dari aspek kemasan dan teknologi proses pengawetannya,” tuturnya. (BD)