Notification

×

Iklan

Iklan

Dies Natalis ke-58, ISI Padang Panjang Gelar Sidang Terbuka Senat dan Orasi Ilmiah

22 Desember 2023 | 19:13 WIB Last Updated 2023-12-22T12:13:23Z



PADANG PANJANG, pasbana ---Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang menggelar Sidang Terbuka Senat dan Orasi Ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-58, Jumat (22/12) di Gedung Pertunjukan Hoerijah Adam, 

Mengangkat tema Eksplorasi Merdeka Belajar dalam Migrasi dan Identitas Seni, menghadirkan Orator, Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat 
Dr. Riki Saputra, M.A kegiatan ini turut dihadiri Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumberdaya Manusia Setdako, Drs. Maiharman,

Rektor ISI Padangpanjang, Dr. Febri Yulika,S.Ag.,M.Hum menyampaikan, peringatan Dies Natalis ini merupakan tonggak sejarah penting dalam perjalanan panjang  ISI Padang Panjang.

"Dari yang awalnya berdiri ASKI pada 22 Desember 1965 hingga menjadi perguruan tinggi yang matang secara keilmuan dan bisa berdiri sejajar dengan kampus lainnya di Indonesia," ungkapnya

Pada 27 Desember ini, tambahnya akan dimulai momentum sejarah keberlanjutan yang lebih baik dengan dilakukannya pembayaran santunan dampak sosial kemasyarakatan di kawasan Tarok City Kabupaten Padang Pariaman.

"Selanjutnya, di Bulan Januari ini akan di lakukan proses awal tender terhadap pembangunan kampus ISI Padang Panjang tersebut dengan pagu anggaran kurang lebih Rp.59 miliar," jelasnya. 

Selain itu, tambahanya, ISI Padang Panjang menjadi yang pertama dan satu-satunya perguruan tinggi seni dengan status Badan Layanan Umum (BLU).

"Tahun 2023 ini kita juga telah mengukuhkan 2 orang guru besar ISI Padang Panjang dan akan menyiapkan lima orang guru besar di tahun 2024." tambahnya

Pihaknya berkomitmen akan terus memperkuat sinergisitas dengan semangat dan tekad yang baru menjadikan ISI Padang Panjang menuju Perguruan Tinggi unggul dan berdaya saing.

Sementara itu, Riki Saputra dalam orasinya yang berjudul Kapasitas Seni dan Estetika dalam Konsep Spiritual menyampaikan, seni juga berkaitan dengan masalah moral, agama, dan religiusitas. Apabila masalah estetika hanya dikaitkan dengan selera dan kesenangan indrawi, maka nilai seni tersebut akan merosot. Karena itu seni dipandang sebagai bagian dari kebajikan intelektual dan spiritual.

"Ketika mahasiswa telah memantapkan pilihanya kuliah di ISI Padang Panjang berarti mereka telah  tersesat dijalan yang benar," tuturnya.(rel/ad) 
×
Kaba Nan Baru Update