Notification

×

Iklan

Iklan

Sumpur Kudus, Saksi Kejayaan Kerajaan Pagaruyung Dimasa lalu

21 Desember 2023 | 13:50 WIB Last Updated 2023-12-21T06:50:15Z



Sijunjung, Pasbana - Kerajaan Pagaruyung adalah salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di Nusantara. Kerajaan ini berpusat di wilayah Minangkabau, Sumatera Barat. Kerajaan Pagaruyung memiliki sejarah yang panjang dan berliku, dan telah mengalami berbagai masa kejayaan dan kemunduran.

Menurut berbagai sumber sejarah, Kerajaan Pagaruyung diperkirakan berdiri pada abad ke-14. Pada masa awal berdirinya, kerajaan ini berpusat di Dharmasraya, Sumatera Barat. Namun, pada abad ke-15, pusat kerajaan dipindahkan ke Sumpur Kudus, yang terletak di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Yuk kita ulas tentang Kerajaan di Sumatera Barat ini, agar kita Makin Tahu Indonesia !

Awal mula Kerajaan Pagaruyung di Sumpur Kudus


Menurut catatan sejarah, Kerajaan Pagaruyung didirikan oleh Adityawarman pada tahun 1347. Adityawarman merupakan seorang raja dari Kerajaan Melayu Dharmasraya yang memerintah pada tahun 1347-1375. Setelah dinobatkan menjadi raja, Adityawarman memutuskan untuk meninggalkan Dharmasraya dan mendirikan kerajaan baru di pedalaman Minangkabau.

Adityawarman memilih Sumpur Kudus sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Pagaruyung karena beberapa alasan. Pertama, Sumpur Kudus merupakan daerah yang strategis. Letaknya berada di tepi Sungai Sumpur yang merupakan jalur perdagangan penting di masa itu. Kedua, Sumpur Kudus merupakan daerah yang subur dan memiliki sumber daya alam yang melimpah. Ketiga, Sumpur Kudus merupakan daerah yang memiliki budaya dan tradisi yang kuat.

Puncak kejayaan Kerajaan Pagaruyung di Sumpur Kudus


Pada masa pemerintahan Adityawarman, Kerajaan Pagaruyung mengalami masa kejayaannya. Kerajaan ini berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke wilayah-wilayah di luar Minangkabau, seperti Riau, Jambi, dan Bengkulu. Selain itu, Kerajaan Pagaruyung juga berhasil mengembangkan berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Salah satu bukti kejayaan Kerajaan Pagaruyung di Sumpur Kudus adalah ditemukannya prasasti Pagaruyung I yang berangka tahun 1356. Prasasti ini ditemukan di Nagari Pagaruyung, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar. Prasasti ini berisi tentang penetapan Adityawarman sebagai raja Pagaruyung.

Pemindahan pusat kerajaan ke Sumpur Kudus dilakukan oleh Adityawarman, seorang raja yang berasal dari Kerajaan Majapahit. Adityawarman menikahi putri dari salah satu raja Minangkabau, dan kemudian menjadi raja Minangkabau. Adityawarman dikenal sebagai raja yang bijaksana dan berwibawa. Ia berhasil menyatukan wilayah Minangkabau dan memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke wilayah tetangga, seperti Jambi dan Riau.

Setelah Adityawarman wafat, Kerajaan Pagaruyung terus berkembang. Kerajaan ini memiliki hubungan yang baik dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, seperti Kerajaan Majapahit, Kerajaan Sriwijaya, dan Kerajaan Aceh.

Selain itu, bukti kejayaan Kerajaan Pagaruyung di Sumpur Kudus juga dapat dilihat dari ditemukannya berbagai peninggalan sejarah, seperti makam-makam raja, benteng, dan rumah adat. Salah satu makam raja yang paling terkenal adalah makam Raja Ibadat. Raja Ibadat merupakan salah satu raja Pagaruyung yang terkenal sebagai seorang pemimpin yang adil dan bijaksana.

Kemunduran dan berakhirnya Kerajaan Pagaruyung di Sumpur Kudus


Kerajaan Pagaruyung mulai mengalami kemunduran pada masa pemerintahan Raja Adityawarman III (1580-1600). Kemunduran ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti konflik internal, serangan dari kerajaan-kerajaan lain, dan perubahan zaman.

Pada tahun 1632, Kerajaan Pagaruyung diserang oleh Kesultanan Aceh. Serangan ini menyebabkan Raja Adityawarman III melarikan diri ke Siak. Sejak saat itu, pusat pemerintahan Kerajaan Pagaruyung dipindahkan ke Bukittinggi.

Kerajaan Pagaruyung akhirnya runtuh pada tahun 1833 setelah diserang oleh Belanda. Serangan ini menyebabkan Raja Ahmad Tajuddin I ditangkap dan diasingkan ke Batavia.

Pada abad ke-17, Kerajaan Pagaruyung mengalami masa kemunduran. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti konflik internal dan serangan dari kerajaan-kerajaan tetangga. Pada tahun 1833, Kerajaan Pagaruyung akhirnya dihancurkan oleh Belanda.

Meskipun telah runtuh, Kerajaan Pagaruyung masih memiliki pengaruh yang kuat dalam kehidupan masyarakat Minangkabau. Nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau yang diwariskan oleh Kerajaan Pagaruyung masih terus dilestarikan hingga saat ini.

Bukti-Bukti Kerajaan Pagaruyung di Sumpur Kudus


Terdapat berbagai bukti yang menunjukkan bahwa Kerajaan Pagaruyung pernah berada di Sumpur Kudus. Bukti-bukti tersebut antara lain:

Peninggalan sejarah
Terdapat berbagai peninggalan sejarah yang membuktikan bahwa Kerajaan Pagaruyung pernah berada di Sumpur Kudus. Peninggalan-peninggalan tersebut antara lain:

Makam Raja Adityawarman
Makam Raja Adityawarman terletak di Nagari Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Makam ini merupakan salah satu bukti yang paling kuat bahwa Kerajaan Pagaruyung pernah berada di Sumpur Kudus.

Makam Raja Ibadat
Makam Raja Ibadat terletak di Nagari Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Makam ini merupakan makam dari salah satu raja Pagaruyung yang berkuasa pada abad ke-16.

Kompleks Candi Padang Roco
Kompleks Candi Padang Roco terletak di Nagari Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Kompleks candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-14, dan merupakan bukti bahwa Kerajaan Pagaruyung telah berkembang pada masa tersebut.

Selain makam Raja Ibadat, di Sumpur Kudus juga terdapat berbagai peninggalan sejarah lain yang menunjukkan keberadaan Kerajaan Pagaruyung, seperti:

* Benteng Pagaruyung
* Rumah adat Pagaruyung
* Candi Muaro
* Batu Basurek

Sumber sejarah

Terdapat berbagai sumber sejarah yang menyebutkan bahwa Kerajaan Pagaruyung pernah berada di Sumpur Kudus. Sumber-sumber sejarah tersebut antara lain:

Tarikh Pagaruyung
Tarikh Pagaruyung merupakan naskah kuno yang ditulis pada abad ke-18. Naskah ini menyebutkan bahwa Kerajaan Pagaruyung didirikan oleh Adityawarman di Sumpur Kudus.

Serat Kanduang
Serat Kanduang merupakan naskah kuno yang ditulis pada abad ke-19. Naskah ini menyebutkan bahwa Adityawarman memindahkan pusat kerajaan dari Dharmasraya ke Sumpur Kudus.

Tradisi lisan
Masyarakat Sumpur Kudus memiliki tradisi lisan yang menceritakan tentang sejarah Kerajaan Pagaruyung. Tradisi lisan ini telah diturunkan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
Terdapat berbagai tradisi lisan yang menyebutkan bahwa Kerajaan Pagaruyung pernah berada di Sumpur Kudus. Tradisi lisan tersebut antara lain:

Tradisi lisan tentang Raja Adityawarman
Tradisi lisan ini menyebutkan bahwa Adityawarman memindahkan pusat kerajaan dari Dharmasraya ke Sumpur Kudus.

Tradisi lisan tentang Makam Raja Ibadat
Tradisi lisan ini menyebutkan bahwa Makam Raja Ibadat merupakan makam dari salah satu raja Pagaruyung yang berkuasa pada abad ke-16.

(Dihimpun dari Berbagai Sumber/Budi)

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update