Pasbana - Di balik perbukitan hijau nan asri di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, tersembunyi sebuah nagari (desa adat) bernama Lawang. Nagari ini terkenal sebagai penghasil gula merah tradisional yang tak hanya manis di lidah, tetapi juga menyimpan keunikan dan keistimewaan dalam proses pembuatannya.
Gula merah Lawang, yang dalam bahasa setempat disebut "Saka", diolah secara turun-temurun dengan menggunakan metode tradisional yang telah dilestarikan selama berabad-abad. Bahan bakunya adalah tebu yang ditanam di kawasan nagari dengan perawatan organik, tanpa pestisida dan pupuk kimia.
Keunikan gula merah Lawang terletak pada proses perebusan air nira tebu yang menggunakan tungku kayu bakar. Api yang dihasilkan dari kayu bakar memberikan aroma khas pada gula merah, membuatnya lebih harum dan kaya rasa. Selain itu, proses penyaringan dan pencetakannya pun dilakukan secara manual, tanpa bantuan mesin.
Keistimewaan gula merah Lawang tak hanya terletak pada keunikan proses pembuatannya, tetapi juga pada kualitasnya. Gula merah ini memiliki tekstur yang lembut, rasa manis yang legit, dan aroma yang khas. Warna merahnya pun cerah dan alami, tanpa campuran pewarna buatan.
Gula merah Lawang tak hanya dinikmati sebagai pemanis teh atau kopi, tetapi juga diolah menjadi berbagai makanan tradisional, seperti kue talam, kue cucur, dan pinyaram. Gula merah ini pun telah dipasarkan ke berbagai daerah di Sumatera Barat dan bahkan hingga ke luar provinsi.
Di balik manisnya gula merah Lawang, terdapat dedikasi dan kerja keras para perajin yang setia melestarikan tradisi turun-temurun. Keberadaan gula merah Lawang tak hanya menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat nagari, tetapi juga menjadi bagian penting dari budaya dan identitas Nagari Lawang.
Keunikan dan Keistimewaan Gula Merah Lawang
Proses pembuatan tradisional diolah dengan tungku kayu bakar dan penyaringan manual. Meski diolag secara tradisional, gula merah Lawang berkualitas tinggi seperti memiliki tekstur lembut, rasa manis legit, aroma khas, dan warna merah alami.
Satu lagi, bahan bakunya organik, tebu yang digunakan ditanam tanpa pestisida dan pupuk kimia.Dari keistimewaan itu, menjadikan gula merah Lawang dinikmati sebagai pemanis dan diolah menjadi berbagai makanan tradisional. Dan ini menjadi bagian penting dari budaya dan identitas Nagari Lawang.
Gula merah Lawang merupakan contoh nyata kekayaan budaya dan tradisi Indonesia yang perlu dilestarikan.** Dengan menjaga kualitas dan keunikannya, gula merah Lawang dapat menjadi produk unggulan yang tak hanya meningkatkan ekonomi masyarakat, tetapi juga memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia. Makin Tahu Indonesia. (budi)