Notification

×

Iklan

Iklan

Menjelajahi Puncak Marapi: Jejak Ekspedisi Pertama Orang Eropa

16 Maret 2024 | 14:59 WIB Last Updated 2024-03-17T04:59:18Z


Pasbana - Gunung Marapi, lebih dari sekadar gunung, ia adalah bagian dari identitas Minangkabau. Di balik asap dan abu vulkaniknya, tersimpan pesona dan misteri yang memikat.

Pada tahun 1834, dua naturalis Eropa, Salomon Müller dan Pieter Willem Korthals, menorehkan sejarah dengan menjadi orang Eropa pertama yang mendaki puncak Marapi. Misi mereka: menguak rahasia gunung berapi yang melegenda ini.

Perjalanan mereka tidak mudah. Dimulai dari Batusangkar, mereka melewati hutan lebat dan jurang curam, ditemani rasa penasaran dan semangat ilmiah.

Menembus Rimba dan Keindahan Alam


Müller dan Korthals mencatat dengan detail flora dan fauna yang mereka temui. Dari semak-semak Rhododendron hingga burung Psilopogon pyrolophus, pendakian mereka menjadi ekspedisi ilmiah yang kaya.




Keanehan pun mereka temui: tidak ada mamalia di gunung ini. Jejak badak dan pekik siamang tak terdengar, meninggalkan misteri tentang masa lalu Marapi.

Menyingkap Misteri Puncak

Pendakian mereka membawa mereka ke puncak Marapi yang terpenggal. Müller menduga gunung ini pernah 600 meter lebih tinggi, sebelum erupsi dahsyat di masa lampau.

Di puncak, mereka menemukan tiga kawah: Pakuntan Tua, Pakuntan Tengah, dan Pakuntan Bungsu. Pakuntan Bungsu, kawah termuda, menjadi pusat aktivitas vulkanik Marapi.

Bertemu Tradisi dan Kearifan Lokal

Sebelum pendakian, Müller dan Korthals mengikuti ritual adat yang dipimpin penduduk kaki gunung. Seekor kerbau dibantai dan kemenyan dibakar, memohon keselamatan dalam perjalanan mereka.




Para pemandu lokal, meskipun gelisah dengan tingkah laku para ilmuwan, tetap setia menemani. Keberanian dan kearifan lokal mereka menjadi bagian tak terlupakan dari ekspedisi ini.

Lebih dari Sekadar Pendakian

Ekspedisi Müller dan Korthals bukan sekadar pendakian biasa. Mereka membuka jendela pengetahuan tentang Marapi, menguak flora, fauna, geologi, dan budaya yang tersembunyi di balik gunung berapi ini.



Kisah mereka menginspirasi kita untuk terus menjelajahi, belajar, dan melestarikan alam. Marapi, dengan segala misteri dan keindahannya, adalah bukti kekayaan alam dan budaya Indonesia yang tak ternilai.

Pesan untuk Masa Depan

Ekspedisi ini menjadi pengingat bahwa ilmu pengetahuan dan budaya lokal dapat bersinergi untuk membuka wawasan baru. 

Kita didorong untuk melanjutkan penelitian dan pendalaman tentang Marapi, baik dari aspek biologis maupun geografis.


Dengan semangat yang sama seperti Müller dan Korthals, mari kita jaga dan lestarikan Marapi, gunung bersejarah yang menjadi simbol identitas Minangkabau. Makin tahu Indonesia.(***) 

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update