Lubuk Basung, pasbana - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengusulkan pembangunan penangkaran buaya muara di kawasan Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam. Hal ini sebagai solusi untuk mengatasi konflik satwa buaya dengan manusia yang sering terjadi di daerah tersebut.
"Ini alternatif solusi yang paling realistis dalam mencegah konflik buaya dengan manusia di daerah tersebut," kata Rusdiyan P. Ritonga, Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumatera Barat, di Lubuk Basung, Jumat.
Rencana pembangunan penangkaran ini sudah dibicarakan dengan Bupati Agam dan pihak terkait pada tahun 2023. Desain site plan atau perencanaan pembangunan penangkaran tersebut juga sudah dibuat.
"Butuh dukungan dari para pihak terkait baik pemerintah maupun korporasi yang beraktivitas di sekitar habitat buaya untuk pembangunan penangkaran tersebut, karena membutuhkan anggaran cukup besar," kata Rusdiyan.
Penangkaran ini akan menjadi tempat bagi buaya yang dievakuasi dari habitat dengan kepadatan tinggi. Hal ini mengingat bahwa di beberapa lokasi kepadatan populasi buaya cukup tinggi, sehingga tidak sesuai dengan daya dukung habitat yang semakin menyempit.
"Daerah teridentifikasi rawan konflik, bisa dilakukan penjarangan populasi dan dimasukkan ke penangkaran. Kita juga sudah melakukan upaya mitigasi sejak beberapa tahun lalu bagi masyarakat setempat," kata Rusdiyan.
Sebelumnya, pada Kamis (7/3) malam, BKSDA telah mengadakan rapat koordinasi dengan Wali Nagari (Kepala Desa) Tiku Lima Jorong, Bamus, tokoh adat, dan tokoh masyarakat terkait konflik buaya yang terjadi di daerah itu.
Rapat tersebut diadakan setelah seorang warga ditemukan meninggal akibat serangan buaya pada Kamis (7/4) pagi.
Mardios, Wali Nagari Tiku Lima Jorong, mengatakan rapat koordinasi ini bertujuan untuk mencari solusi konflik buaya yang berulang kali terjadi di wilayah tersebut.
"Rapat ini untuk membahas solusi penanganan konflik buaya yang sudah berulang kali terjadi di wilayah tersebut. Kita akan segera menghadap bupati dan gubernur dalam waktu dekat untuk membahas pembangunan penangkaran buaya ini," kata Mardios.
Mardios menambahkan, PT. Mutiara Agam siap membantu pembuatan kolam untuk penangkaran buaya.
"Jika pembuatan kolam sudah rampung, maka kita juga bisa mendesak pihak lain untuk membangun pagar atau sarana lainnya. Kita bakal menyampaikan proposal ke warga Tiku Lima Jorong yang menjadi anggota DPRD Agam," kata Mardios.
Pembangunan penangkaran buaya muara di Tiku Lima Jorong diharapkan dapat menjadi solusi permanen untuk mengatasi konflik buaya dengan manusia di daerah tersebut. (*)