Mahasiswa Asing Lewat Bandara Internasional Minangkabau ke Minangkabau (Sumber: Dokumentasi Ferdinal) |
Oleh Ferdinal Ferdinal
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang
pasbana - Universitas
Andalas (Unand) adalah salah satu PTN yang sedang berjuang dan berproses
menjadi perguruan tinggi berkualitas internasional yang menjadi tujuan belajar
mahasiswa asing khususnya dari negara-negara Asia Tenggara. Dengan demikian,
Unand tidak hanya milik masyarakat Minangkabau tapi juga milik semua anak dunia
yang ingin melanjutkan pendidikan di institusi ini. Sejumlah mahasiswa dari
berbagai negara dan benua sudah melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi
ini.
Unand
membuka peluang yang seluas luasnya kepada semua calon mahasiswa baik dari
dalam maupun luar negri untuk belajar in universitas ini. Sejauh ini, Unand
sudah mendidik mahasiswa dari Afrika seperti dari Madagaskar; Eropah seperti
Inggris dan Belanda; dan Asia seperti Birma, Vietnam, Thailand, Malaysia dan
Filipina. Dengan 15 fakultas dan satu sekolah pascasarjana, Unand siap melayani
semua mahasiswa, seperti tabel berikut.
Fakultas |
Dies
Natalis |
17 Agustus 1951 |
|
30 November 1954 |
|
7 September 1955 |
|
7 September 1955 |
|
7 September 1957 |
|
9 Oktober 1963 |
|
7 Maret 1982 |
|
Program Pascasarjana |
17 September 1984 |
13 Mei 1993 |
|
13 Mei 1993 |
|
15 Mei 2008 |
|
15 Mei 2008 |
|
13 Juli 2012 |
|
13 Juli 2012 |
|
13 Juli 2012 |
|
13 Juli 2012 |
Unand,
sejalan dengan arahan DIKTI, menggunakan beberapa metode dalam menerima
mahasiswa baru mulai dari level S1, S2 dan S3.
Calon mahasiswa bisa masuk Unand melalui jalur prestasi atau jalur tes.
Untuk mahasiswa pascasarjana, calon mahasiswa bisa mengikuti jalur seleksi.
Disamping itu, Unand juga menerima mahasiswa asing melalui jalur seleksi.
Fakultas Ilmu Budaya adalah salah satu fakultas yang juga merekrut mahasiswa
asing untuk belajar di beberapa program studi, terasuk Sastra Inggris, Sastra
Indonesia, Ilmu Sejarah, Sastra Minangkabau, Sastra Jepang, Magister
Linguistik, Magister Sejarah, Magister Susastra dan Magister Kajian Budaya.
Semenjak
berdiri tahun 1982, Fakultas Ilmu Budaya Unand sudah mendidik mahasiswa asing
dari berbagai negara termasuk Madagaskar, Belanda, Inggris, Malaysia, Thailand,
dan Filipina. Mereka ini tersebar di berbagai prodi di fakultas ini. Program
Magister (S2) juga menerima mahasiswa baik dalam maupun luar negeri. Prodi ini
dijalankan dengan visi menjadi prodi terkemuka dibidang ilmu bahasa, sastra,
sejarah dan kajian budaya. Program ini melahirkan lulusan yang berkualitas,
bermartabat, dan berdaya saing tinggi dalam bidang ilmu humaniora yang
responsif terhadap isu-isu kebahasaan, kesusastraan, kesejarahan, kemanusiaan,
kebudayaan, dan kebangsaan berbasis penelitian humaniora. Dengan pembelajaran
yang sinergis secara institusional dengan institusi dalam dan luar negeri,
program ini menyiapkan luaran penelitian yang unggul dalam bidang ilmu humaniora
dan mendarmabaktikan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya untuk
kemaslahatan masyarakat.
Akhir
akhir ini, minat warga negara asing, khususnya Thailand untuk belajar di
Fakultas Ilmu Budaya Unand mulai meningkat. Sebut saja Muhammad Alee Nalee Yi
Yupok, Nadya Yasee-ngo, dan Anuwat Romalee, 3 mahasiswa asal Thailand yang
belajar di prodi Magister Linguistik dan Susastra. Ketiganya berasal dari
Thailand selatan dan Bangkok.
Muhammad-Alee
Nalee Yi Pupok (Alee), misalnya, adalah Putra Narathiwat yang menyelesaikan
studi S1 nya di prodi Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Muhammdiyah
Sumatra Utara tahun 2016. Kemudian dia melanjutkan studi S2 nya di prodi S2
Linguistik FIB Unand.
Kedua,
Nadiya Yasee-ngo (Nadiya) adalah mahasiswa asal Bachok, Narathiwat, Thailand
yang bercita-cita menjadi guru sastra Indonesia dan Thailand. Nadiya menamatkan
S1 nya di prodi Bahasa dan Sastra Thailand dengan minor Bahasa Inggris dari
Prince of Songkla University (2016). Terhitung
tahun 2021, Nadiya menjadi mahasiswa program pascasarjana Magister Susastra FIB
Unand. Nadiya yang menguasai bahasa Thailand, Bahasa Indonesian dan Inggris ini punya minat besar dalam
kajian sastra banding, khususnya Indonesian-Thailand.
Dia sudah menerbitkan tulisan
dengan judul “Perkembangan Sastra Thailand: Sebuah Kajian Awal“ (2023) diJurnal
Linguistika Kultura. Nadiya juga pernah menjadi presenter dalam “Kuliah Umum
Poskolonialisme dan Identitas Politik dalam Sastra” (2022) dengan topik bahasan
“Identity Issues In the PostModern Era in the Short Story ”The Goats in the
Cemetry” by Kanogpong Songsompun” danpresenter dalam “International Conference
on Local Wisdom of the Malay Archipelago (COLLEGA 2023)” dengan makalah
berjudul “Negotiation of the Thai Identity of the Characters In the Novel the
Murder Case of Tok Imam Stopa Karde.”
Tiga, Anuwat
Romalee adalah mahasiswa yang berasal dari Prawet Districk, Bangkok
Metropolitan. Mahasiswa yang dipanggil Fitdy ini (lahir 1977) meguasai bahasa
Indonesia dan bahasa Melayu. Pemuda yang suka olah raga dan menata rambut ini
menyelesaikan pendidikan S1 nya di jurusan Pendidikan Islam, tamat tahun 2020,
di Universitas Muhammadiyah Surabaya dengan judul
Skripsi Model Pembelajaran Karn Son Islam di Rongrianprathom
Kanlayanacharangsan Thailand.
Mulai tahun 2023, dia melanjutkan studi di prodi S2 Susastra Fakultas Ilmu
Budaya Unand.
Fitdy dalam suatu Kesempatan (Sumber: Anuwat Romalee)
Apa
yang membuat mereka tertarik untk belajar di FIB Unand? Banyak alasan yang
mungkin bisa diberikan untuk menjelaskan kenapa mereka memilih fakultas ini.
Menurut pemahaman saya, ada beberapa hal mendasar yang membuat mereka tertarik
untuk belajar di FIB Unand. Pertama, Thailand Selatan relatif dekat dengan
Padang. Budaya masyarakat Thailand selatan sedikit banyaknya bersentuhan dengan
budaya masyarakat Melayu Malaysia. Jadi belajar di Padang, yang merupakan
masyarakat Melayu Minangkabau, masih bersentuhan dengan budaya Melayu yang
mereka kenal di Thaiand Selatan.
Kedua,
diaspora Minangkabau yang ada di perantauan termasuk Thailand juga menjadi
alasan kenapa mereka ingin belajar di Padang. Perantau keturunan Minang yang
ada di luar negeri merasa belajar di Padang bagaikan sebuah upaya untuk
mengenal kembali daerah kelahiran orang tua mereka. Nadya Yasee-ngo, misalnya,
yang merupakan keturunan ibu Minang dan ayah Thailand ini mendapatkan rekomendasi dari ibunya untuk
belajar ilmu sastra di FIB Unand.
Ketiga,
penawaran beasiswa kepada warga asing untuk belajar di Unand juga merupakan
faktor penting dalam mendatangkan mahasiswa asing ke Unand, termasuk FIB. Unand
menganggarkan dana setiap tahunnya untuk
diberikan kepada mahasiswa dalam dan luar negeri sebagai beasiswa bagi mereka
yang membutuhkan dan berhak mendapatkannya sesuai peruntukkan.
Padang, 16 April 2024