Notification

×

Iklan

Iklan

Fenomena Ustadz dan Kebutuhan Materi Jelang Lebaran

03 April 2024 | 08:39 WIB Last Updated 2024-04-03T04:44:05Z



Pasbana - Di bulan Ramadan yang penuh berkah ini, fenomena menarik muncul di tengah masyarakat. Masjid-masjid ramai dikunjungi jamaah, kajian agama menjamur bagaikan cendawan di musim hujan, dan suara ceramah ustadz menggema di berbagai sudut kota.

Namun, di balik kehangatan Ramadan, ada satu hal yang tak luput dari perhatian: meningkatnya kebutuhan materi para ustadz jelang lebaran. Undangan ceramah semakin banyak, honor pun tak kalah fantastis. Fenomena ini tak jarang memicu pertanyaan: apakah dakwah di bulan Ramadhan berbanding lurus dengan tebalnya dompet?

Bagi sebagian ustadz, Ramadan memang menjadi momen panen rezeki. Honor ceramah yang biasanya ratusan ribu, bisa melonjak hingga jutaan rupiah di bulan penuh berkah ini. Tak heran, banyak ustadz yang rela berjibaku mengisi ceramah di berbagai tempat, demi meraup keuntungan sebanyak-banyaknya.

Namun, tak semua ustadz terjebak dalam materialisme. Bagi mereka yang tulus berdakwah, Ramadhan adalah kesempatan emas untuk menyebarkan kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Honor ceramah hanyalah bonus, bukan tujuan utama.

Antara Dakwah dan Kebutuhan


Menjadi ustadz memang bukan profesi yang mudah. Dibalik image mereka yang berjubah dan berkopiah, terdapat perjuangan untuk menghidupi keluarga dan memenuhi kebutuhan hidup. Honor ceramah menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi para ustadz, terutama mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap.

Di sisi lain, kebutuhan materi di bulan Ramadhan memang meningkat. Tak hanya untuk keperluan pribadi, para ustadz juga dituntut untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Zakat, fitrah, dan santunan menjadi kewajiban yang tak boleh luput.

Mencari Keseimbangan


Fenomena ustadz dan kebutuhan materi jelang lebaran adalah sebuah realita yang tak bisa dipungkiri. Di satu sisi, dakwah harus tetap disampaikan kepada umat. Di sisi lain, kebutuhan materi para ustadz pun tak boleh diabaikan.

Mencari keseimbangan antara dakwah dan kebutuhan materi adalah kuncinya. Para ustadz perlu memahami bahwa dakwah bukan hanya tentang honor dan materi, tapi juga tentang keikhlasan dan pengabdian. Umat pun hendaknya memberikan apresiasi yang sepadan kepada para ustadz, bukan hanya dalam bentuk materi, tapi juga dalam bentuk doa dan dukungan moral.

Ramadan adalah bulan penuh berkah dan kesempatan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Dibulan ini, marilah kita saling membantu dan meringankan beban sesama, termasuk para ustadz yang berdakwah di jalan Allah.

Semoga di bulan Ramadhan ini, dakwah yang disampaikan para ustadz dapat membawa manfaat bagi umat dan menjadi ladang pahala di sisi Allah SWT. Aamiin. (*) 

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update