Tanah Datar, pasbana - Semarak budaya Minangkabau menyelimuti Nagari Sungai Jambu pada Minggu (14/4/2024) dengan dilewakannya 17 Datuak dari tujuh suku dalam sebuah upacara adat yang disebut "Lewakan Gala Pangulu".
Momen istimewa ini tidak hanya menjadi penanda kebangkitan kembali gelar adat yang sempat terlipat, tetapi juga menjadi refleksi komitmen masyarakat untuk melestarikan adat istiadat dan memperkuat kepemimpinan nagari.
Di balik kemeriahan acara, terukir makna mendalam tentang nilai-nilai luhur budaya Minangkabau. Lewakan Gala Pangulu merupakan simbol pembangkitan kembali batang tarandam, menegakkan kembali panji-panji adat yang sempat pudar.
Upacara ini tidak hanya seremonial, tetapi juga menjadi pengingat bagi generasi penerus untuk terus menjaga dan menghormati adat istiadat yang telah diwariskan turun-temurun.
Lebih dari itu, Lewakan Gala Pangulu menjadi momentum penting dalam membangun kepemimpinan nagari yang kuat dan berwibawa. Para Datuak yang dilewakan diharapkan dapat menjadi panutan dan pembimbing bagi masyarakat, serta mampu menyelesaikan permasalahan adat dan sosial dengan bijaksana dan adil.
Ketua LKAAM Kabupaten Tanah Datar, Aresno Dt. Andomo, dalam sambutannya, menegaskan peran krusial seorang pangulu sebagai pemimpin yang harus mencerminkan sifat Rasulullah SAW. Pangulu harus jujur, amanah, cerdas, dan berpandangan luas, serta berani menyampaikan kebenaran meskipun pahit. Kepemimpinan yang adil dan bijaksana menjadi kunci utama dalam menjaga keharmonisan dan kemajuan nagari.
Bupati Tanah Datar, Eka Putra, SE, MM, dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya Lewakan Gala Pangulu. Menurutnya, alek batagak pangulu ini merupakan langkah penting dalam mengantisipasi berbagai persoalan dan tantangan yang dihadapi nagari di masa depan.
Lebih lanjut, Eka Putra menekankan pentingnya peran niniak mamak sebagai pemimpin adat yang harus mampu mengayomi, membimbing, dan mengarahkan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Beliau berharap para penghulu yang baru dilewakan dapat mengambil peran aktif dalam memajukan nagari dan memberikan warna dalam roda pemerintahan.
Di tengah gempuran modernisasi, pelestarian adat dan budaya Minangkabau menjadi tanggung jawab bersama. Lewakan Gala Pangulu di Nagari Sungai Jambu menjadi contoh nyata bagaimana sebuah komunitas adat mampu menjaga kelestarian budayanya dan membangun kepemimpinan nagari yang kuat dan berwibawa. Semangat ini patut dicontoh dan dilestarikan oleh nagari-nagari lain di seluruh Tanah Datar, bahkan di seluruh Sumatera Barat.
Upacara Lewakan Gala Pangulu di Nagari Sungai Jambu bukan hanya sekedar seremoni adat, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam upaya pelestarian budaya dan pembangunan nagari. Kepemimpinan nagari yang kuat dan berwibawa, dilandasi nilai-nilai adat Minangkabau yang luhur, menjadi kunci utama dalam mewujudkan nagari yang sejahtera dan berkelanjutan. (Rel/bd)