Agam, pasbana - Bencana galodo yang menerjang Bukik Batabuah beberapa waktu lalu meninggalkan luka mendalam bagi para korban, terutama anak-anak. Kehilangan tempat tinggal, trauma, dan rasa cemas menyelimuti mereka.
Namun, di tengah situasi sulit ini, hadir secercah harapan melalui kegiatan healing treatment yang khusus difokuskan bagi anak-anak.
Berlangsung pada siang hari setelah sesi Trauma Healing dan pemberian Bantuan Tali Asih dari Pakor Polwan RI, kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Moli Wahyuni, SSi MPd, dosen S2 Pendidikan Dasar dari Universitas Pahlawan Kampar dan tergabung dalam Ikatan Keluarga Luhak Agam (IKLA).
Dr. Moli Wahyuni, didampingi oleh beberapa rekannya dari Universitas Negeri Padang (UNP) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Bukittinggi, mengajak anak-anak untuk bergembira melalui permainan susun puzzle.
"Tujuannya untuk menghilangkan rasa jenuh di pengungsian, melatih berpikir kreatif, dan memicu semangat berkompetisi," ungkap Dr. Moli Wahyuni, Minggu (19/05).
Lebih dari sekadar bermain, kegiatan ini diharapkan dapat membantu anak-anak untuk memulihkan trauma dan mengembalikan keceriaan mereka. Pendekatan kreatif dan edukatif yang digunakan diharapkan dapat membantu anak-anak untuk terus berkembang meskipun dalam situasi yang sulit.
Kegiatan healing treatment ini merupakan wujud nyata kepedulian dan perhatian berbagai pihak terhadap para korban bencana.
Dengan usaha bersama, diharapkan anak-anak di Bukik Batabuah dapat kembali merasakan keceriaan dan semangat dalam menjalani kehidupan mereka.
Kegiatan healing treatment dipimpin oleh Dr. Moli Wahyuni, SSi MPd, dosen S2 Pendidikan Dasar dari Universitas Pahlawan Kampar dan tergabung dalam Ikatan Keluarga Luhak Agam (IKLA).
Anak-anak diajak untuk bergembira melalui permainan susun puzzle, berpikir kreatif, dan berlomba sambil dihibur dengan hadiah-hadiah kecil.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat membantu mengurangi trauma anak-anak akibat bencana dan mengembalikan semangat serta keceriaan mereka selama berada di tempat pengungsian.(rel/bd)