Notification

×

Iklan

Iklan

Hipertensi: Ancaman Mematikan yang Mengintai Generasi Muda Indonesia

21 Mei 2024 | 17:56 WIB Last Updated 2024-05-21T10:57:14Z


Pasbana - Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, bagaikan pembunuh senyap yang mengintai jutaan orang di Indonesia. Penyakit ini tak pandang usia, menyerang tak hanya lansia, tapi juga generasi muda.

Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2018 mengungkap fakta mengkhawatirkan: 20% orang berusia 25-34 tahun dan lebih dari 30% orang berusia 35-44 tahun di Indonesia telah terdiagnosis hipertensi berdasarkan pengukuran tekanan darah. 

Angka ini menunjukkan lonjakan kasus yang signifikan, menandakan bahwa hipertensi tak lagi hanya penyakit orang tua.

"Hipertensi memang sering dijuluki 'silent killer' karena gejalanya sering tidak terasa," ujar Dr. Riana Sari, SpJP, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di RS Jantung Utama Padang.

"Namun, bukan berarti penyakit ini tidak berbahaya. Hipertensi dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit mematikan seperti stroke, gagal ginjal, dan serangan jantung."

Lebih lanjut, Dr. Riana menjelaskan, gaya hidup tak sehat seperti konsumsi makanan tinggi garam, kurang olahraga, dan kebiasaan merokok adalah faktor utama pemicu hipertensi pada usia muda. Ditambah lagi, stres yang semakin marak di kalangan anak muda juga turut memperparah kondisi.

"Mencegah lebih baik daripada mengobati," tegas Dr. Riana. "Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk menerapkan gaya hidup sehat. Konsumsi makanan bergizi seimbang, perbanyak buah dan sayur, kurangi garam, dan rutin berolahraga minimal 30 menit setiap hari."

Menjaga pola makan dan berolahraga secara teratur merupakan langkah awal yang krusial dalam memerangi hipertensi. Selain itu, penting juga untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin, minimal setahun sekali, untuk mendeteksi hipertensi sedini mungkin.

"Hipertensi adalah penyakit yang bisa dikendalikan. Dengan edukasi dan kesadaran yang tinggi, generasi muda Indonesia dapat hidup sehat dan terhindar dari bahaya 'silent killer' ini," tutup Dr. Riana.(*/rel) 
×
Kaba Nan Baru Update