Notification

×

Iklan

Iklan

Kehilangan Terbesar

23 Mei 2024 | 12:33 WIB Last Updated 2024-05-23T05:33:56Z
Foto : Wawancara dengan Bapak Syarif, Tanggal/lokasi. 17/5/2024. Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. ( Doc. Ciha Septia Rifalda ) 
 

Oleh : Silwi Azizah
NIM : 12102122

Pasbana - Bagi sebagian anak muda, malam minggu mungkin dianggap sebagai momen untuk mengekspresikan diri, menikmati kebebasan dari rutinitas harian, dan menciptakan banyak kenangan bersama teman-teman. Namun, pada malam minggu tepatnya tanggal 11 Mei 2024, menjadi malam yang menyedihkan di mana Jefri harus merasakan kehilangan seluruh anggota keluarganya. 

Hal ini harus dirasakan oleh Jefri karena keluarganya ikut hanyut terbawa derasnya banjir bandang yang terjadi di malam itu, kejadian ini meninggalkan kekosongan yang tak terlupakan dalam hatinya.

Banjir bandang sendiri berasal dari Gunung Singgalang. Di mana pada malam itu intensitas hujan tinggi menyebabkan longsor dan mangakibatkan sungai-sungai meluap dengan gelombang air deras, yang membawa material kayu-kayu dan juga bebatuan. Desa-desa dilereng gunung singgalang tepatnya di daerah Jorong Pagu-Pagu, Nagari Pandai Sikek dilanda oleh kehancuran dengan rumah-rumah terendam dalam lumpur dan terbawa arus banjir bandang. 

Menurut pengakuan Pak Syarif, “Banjir bandang terjadi tanpa memberikan peringatan, air nya langsung membesar dan menyapu segala sesuatu yang ada di jalurnya, termasuk rumah warga yang berada di jalur aliran banjir tersebut. Terdapat tujuh rumah warga yang terdampak oleh banjir bandang ini, dua diantaranya mengalami kerusakan parah.” (Wawancara, Syarif 17 Mei 2024, pukul 16.30 WIB, Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat).

Diantara tujuh rumah tersebut, satu keluarga tak sempat menghindar dari ancaman bencana itu. Keluarga ini terdiri dari enam orang, termasuk ayah, ibu, dan tiga orang anak mereka. 

"Pada saat terjadinya bencana, mereka menyadari bahwa air sudah mulai membesar, akan tetapi mereka masih menyempatkan diri untuk mengemasi barang-barangnya, tanpa memilih untuk menyelamatkan diri mereka terlebih dahulu. Selain itu, warga setempat juga sudah memberi peringatan bahwa tinggi air sudah mulai naik secara signifikan. Namun, pada akhirnya takdir kematian adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari.” (Wawancara, Anum 17 Mei 2024, pukul 16.45 WIB, Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat).

Foto : Kondisi Rumah yang Rata oleh Banjir Bandang, Tanggal/lokasi. 17/5/2024. Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. ( Doc. Silwi Azizah )



Meskipun sudah berusaha sekuat tenaga, pada akhirnya kita harus menerima bahwa takdir kematian adalah suatu hal yang tak bisa dihindari. Keluarga ini tak lain adalah keluarga Jefri, Ia satu-satunya anggota keluarga yang selamat pada saat terjadinya bencana. 

Menurut pengakuan warga, “Pada saat kejadian, jefri tidak berada di rumah bersama keluarganya, membuatnya selamat dari bencana itu.” (Wawancara, Mardi 17 Mei 2024, pukul 16.40 WIB, Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat).

Namun, meskipun berat hati, Jefri harus menerima kenyataan dan mengikhlaskan kepergian keluarganya yang menjadi korban dari banjir bandang tersebut.

Sementara itu, dia terus berjuang untuk memulai kembali kehidupannya yang baru, mencari kekuatan dan harapan ditengah kepedihan yang mendalam. [SLW-31]

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update