Notification

×

Iklan

Iklan

BRIN Bakal Ubah Minyak Jelantah Menjadi Avtur

01 Juni 2024 | 08:20 WIB Last Updated 2024-06-01T01:20:55Z



Jakarta, pasbana - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan inovasi ramah lingkungan. Salah satu terobosan terbaru adalah rencana mereka untuk mengubah minyak jelantah menjadi avtur (bahan bakar penerbangan). 

Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi limbah minyak goreng bekas, tetapi juga sebagai langkah penting dalam diversifikasi sumber energi terbarukan di Indonesia.

Minyak jelantah, yang sering dianggap sebagai limbah rumah tangga dan industri, memiliki potensi besar untuk diolah menjadi bahan bakar. BRIN melihat peluang ini sebagai cara untuk mengurangi dampak lingkungan dari pembuangan minyak jelantah sembarangan serta untuk mendukung ketahanan energi nasional.

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia menghasilkan sekitar 3 juta ton minyak jelantah setiap tahunnya. Sebagian besar dari limbah ini belum dimanfaatkan dengan baik dan sering kali mencemari lingkungan.

Proses pengolahan minyak jelantah menjadi avtur melibatkan beberapa tahapan teknologi maju. Tahap awal adalah mengumpulkan dan menyaring minyak jelantah untuk menghilangkan kontaminan. Setelah itu, minyak jelantah yang sudah bersih akan mengalami proses transesterifikasi dan hidrogenasi. Dalam proses ini, minyak akan diubah menjadi senyawa hidrokarbon yang memiliki sifat serupa dengan avtur.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko saat ditemui di Jakarta, Kamis, menjelaskan bahwa teknologi ini sudah teruji di beberapa negara dan memiliki efisiensi konversi yang tinggi.

 "Kami telah melakukan serangkaian uji coba laboratorium dan hasilnya sangat menjanjikan. Kami optimis, dalam waktu dekat, Indonesia bisa memproduksi avtur dari minyak jelantah secara komersial," ujarnya.

Selain mengurangi volume limbah minyak jelantah, inisiatif ini juga berpotensi mengurangi emisi karbon dioksida dari sektor penerbangan. Penerapan avtur berbasis minyak jelantah dapat mengurangi emisi hingga 80% dibandingkan dengan avtur konvensional yang berbahan dasar fosil.

Dari sisi ekonomi, proyek ini bisa membuka peluang bisnis baru serta menciptakan lapangan kerja. Industri pengumpulan dan pengolahan minyak jelantah akan membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah signifikan, serta mendorong pengembangan teknologi dalam negeri.

Menurut analisis ekonomi BRIN, jika proyek ini berhasil diimplementasikan, Indonesia dapat menghemat devisa hingga 2 miliar USD per tahun dari pengurangan impor avtur. Selain itu, peningkatan penggunaan bahan bakar terbarukan ini akan membantu memenuhi target bauran energi nasional yang ditetapkan pemerintah sebesar 23% pada tahun 2025.

BRIN merencanakan untuk membangun fasilitas pengolahan minyak jelantah menjadi avtur dalam skala pilot project di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan. Fasilitas ini diharapkan mulai beroperasi pada akhir 2025 dan dapat memproduksi avtur secara massal dalam lima tahun ke depan.

Untuk mendukung keberhasilan proyek ini, BRIN bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta perusahaan penerbangan nasional.

Selain itu, BRIN juga mengajak partisipasi masyarakat dalam mengumpulkan minyak jelantah melalui program daur ulang minyak goreng bekas. Program ini akan diluncurkan secara bertahap di seluruh Indonesia, memberikan insentif bagi masyarakat yang berpartisipasi.

Inovasi pengubahan minyak jelantah menjadi avtur oleh BRIN merupakan langkah strategis yang dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan perekonomian Indonesia. Dengan dukungan pemerintah, industri, dan masyarakat, proyek ini diharapkan dapat berjalan sukses dan menjadikan Indonesia sebagai pionir dalam penggunaan bahan bakar penerbangan berbasis limbah minyak jelantah di Asia Tenggara.

BRIN menunjukkan bahwa dengan inovasi dan kolaborasi, limbah dapat diubah menjadi sumber daya yang berharga, mendukung pembangunan berkelanjutan, dan menjaga kelestarian lingkungan. (Rilis) 
×
Kaba Nan Baru Update