Padang Panjang, pasbana - Komunitas Seni Kuflet kembali menyelenggarakan diskusi rutinnya yang kali ini mengupas tuntas "Teknik Blocking dalam Proses Kreatif Teater".
Bertempat di Sekretariat Kuflet, acara ini menghadirkan Soleha Hasanah Nasution, S.Sn, Sutradara Muda berbakat Kuflet, sebagai pemateri. Diskusi yang dimoderatori oleh Siti Nuratikah, Ketua Komunikasi Seni Kuflet, ini dihadiri oleh para pegiat teater dan pecinta seni yang antusias ingin mendalami ilmu blocking.
Hasanah Nasution, dalam paparannya, membuka mata para peserta tentang makna blocking yang lebih dari sekedar penempatan aktor di atas panggung.
"Blocking adalah bahasa tubuh dan pergerakan aktor di atas panggung yang dirancang untuk menyampaikan cerita, membangun emosi, dan memperjelas makna pertunjukan," jelas Hasanah.
Lebih lanjut, Hasanah menekankan pentingnya penyesuaian blocking dengan ruang pertunjukan yang digunakan. "Perbedaan bentuk dan tata letak panggung, serta posisi penonton, akan sangat mempengaruhi efektivitas blocking," tuturnya.
Ia mencontohkan perbedaan blocking di Gedung Pertunjukan (GP) dan arena pertunjukan. Di GP yang berbentuk persegi panjang, penataan bloking harus mempertimbangkan sudut pandang penonton dari berbagai sisi.
Sedangkan di arena yang cenderung serong, blocking harus dirancang untuk mengoptimalkan pandangan penonton yang cenderung menyamping.
Hasanah juga mengingatkan agar para sutradara memperhatikan keseimbangan dalam blocking.
"Hindari tumpukan elemen di panggung dan pastikan posisi aktor tidak selalu menghadap ke depan," pesannya.
Ia menambahkan bahwa dalam situasi dengan beberapa posisi penonton, aktor harus berhati-hati dalam keluar masuk panggung untuk menghindari kebocoran informasi kepada penonton.
Salah satu poin penting yang dibahas Hasanah adalah tentang imajinasi penonton. "Penonton memiliki kemampuan untuk mengisi celah informasi yang tidak dijelaskan secara rinci dengan imajinasi mereka sendiri," ujarnya.
Oleh karena itu, blocking yang baik dapat membangkitkan kreativitas dan interpretasi yang beragam dari penonton, menjadikan pertunjukan lebih menarik dan memikat.
Sulaiman Juned, Pendiri dan Penasihat Kuflet, dalam tanggapannya, mengumpamakan sutradara sebagai arsitek blocking.
"Sutradara harus merancang bloking dasar yang kuat dan tidak mudah digoyahkan," tuturnya.
Ia menambahkan bahwa blocking bukan hanya tentang penempatan fisik aktor, tetapi juga tentang membangun komunikasi antar aktor dan penonton melalui bahasa tubuh dan gerakan.
Diskusi yang berlangsung hangat dan interaktif ini membuka wawasan para peserta tentang pentingnya blocking dalam proses kreatif teater. Peserta antusias mengajukan pertanyaan dan bertukar pikiran dengan pemateri dan sesama peserta.
Sebagai kesimpulan, Siti Nuratikah, moderator diskusi, menegaskan bahwa blocking adalah elemen penting dalam teater yang wajib dipahami, terutama bagi para pelaku seni peran.
"Memahami teknik blocking dengan baik akan membantu para sutradara dan aktor dalam menciptakan pertunjukan teater yang memukau dan berkesan bagi penonton," tandasnya.
Diskusi "Teknik Blocking dalam Proses Kreatif Teater" ini merupakan bukti komitmen Komunitas Seni Kuflet dalam memajukan seni teater di Indonesia.
Dengan menghadirkan pemateri yang kompeten dan membuka ruang diskusi yang interaktif, Kuflet berharap dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pegiat teater di Padangpanjang dan sekitarnya.(*/Maharani Saputri)