Notification

×

Iklan

Iklan

Mengenal Atun, Kudapan Khas Solok Pengganti Lamang untuk Hari Raya

17 Juni 2024 | 22:32 WIB Last Updated 2024-06-17T15:32:03Z



Solok, pasbana – Ketika berbicara tentang kuliner Minangkabau saat Hari Raya, Lamang menjadi salah satu makanan yang tidak boleh dilewatkan. Terbuat dari ketan atau sipuluik yang dipadukan dengan santan dan pisang, Lamang menjadi kudapan favorit yang selalu hadir di meja makan setiap Idul Fitri dan Idul Adha.

Namun, proses pembuatannya yang memakan waktu lama membuat masyarakat mencari alternatif yang lebih praktis. Di Saniangbaka, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, Atun hadir sebagai solusi yang tidak kalah lezat.

Atun, yang bisa dibilang sebagai "versi cepat" dari Lamang, memiliki rasa dan bahan dasar yang hampir sama. Tati, seorang warga Saniangbaka yang tengah mempersiapkan Atun sehari sebelum lebaran, berbagi cerita tentang makanan khas ini.

"Di hari raya, kalau tidak bikin Lamang, biasanya kami menggantinya dengan Atun," ujarnya.

Bahan-bahan untuk membuat Atun tidak jauh berbeda dari Lamang. Sipuluik atau beras ketan, santan, dan pisang godok yang telah dipotong dadu menjadi komponen utamanya. 




Namun, perbedaan utama terletak pada cara memasaknya. Jika Lamang dimasak dalam bambu di atas api, Atun cukup dikukus setelah dibungkus daun pisang.

Proses pembuatan Atun dimulai dengan membersihkan beras ketan dengan air mengalir, lalu merendamnya dalam air kelapa. Sementara itu, santan dimasak hingga mendidih dalam wajan besar. 

"Setelah santan mendidih, masukkan beras ketan dan pisang. Tambahkan sedikit garam dan aduk hingga airnya menyusut," jelas Tati. 

Daun pisang yang telah diaron dipotong kecil-kecil untuk membungkus adonan. 

"Setelah adonan matang, tinggal diisi sekitar dua sendok makan, dan dibungkus, serta dieratkan dengan lidi," lanjutnya. 

Proses pengukusan adonan yang telah dibungkus ini memakan waktu sekitar 30 menit. Hasilnya adalah kudapan yang lezat dengan rasa santan yang khas, namun dengan waktu pembuatan yang lebih singkat dibanding Lamang.

Kelezatan Atun tidak hanya dinikmati sendiri, tetapi juga bisa dipadukan dengan kue gadang, seperti yang sering dilakukan nenek moyang. 

"Kalau nenek-nenek jaman dulu, biasanya memakan Atun dicampur dengan kue gadang. Jadi rasanya makin nikmat," tutup Tati. 

Dengan kepraktisan dan rasanya yang tak kalah dari Lamang, Atun menjadi pilihan tepat bagi masyarakat Minang untuk menyambut hari raya. 

Selain mempermudah persiapan, Atun juga menawarkan kelezatan khas yang tetap terjaga, membuat setiap gigitan menjadi momen yang istimewa di hari kemenangan.Makin tahu Indonesia. (Rel/bd) 

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update