Notification

×

Iklan

Iklan

PW IPM Sumbar Mengutuk Keras Dugaan Tindakan Oknum Polisi Atas Kematian Afif Maulana

24 Juni 2024 | 22:45 WIB Last Updated 2024-06-24T23:29:15Z



Padang, pasbana - Afif Maulana, bocah berumur 13 tahun diduga tewas di tangan oknum polisi di Padang. Diketahui bocah tersebut ditemukan meninggal dengan kondisi tidak wajar.

Jasad korban ditemukan tewas mengapung di Sungai Batang Kuranji, dekat jembatan di Jalan Bypass, Kota Padang, Sumatera Barat, pada Minggu (9/6/2024) pukul 11.55 WIB.)

Hasil investigasi Lembaga Bantuan Hukum Padang menemukan korban diduga meninggal akibat disiksa oknum anggota polisi. Tubuh Afif Maulana dipenuhi luka lebam dan 6 tulang rusuknya patah.

Hasil investigasi Lembaga Bantuan Hukum Padang menemukan korban diduga meninggal akibat disiksa oknum anggota polisi.

Tubuh Afif Maulana dipenuhi luka lebam dan 6 tulang rusuknya patah. Dugaan tersebut muncul setelah LBH Padang melakukan investigasi terkait kematian Afif Maulana.

"Di sekujur tubuh korban terdapat luka-luka lebam yang diduga karena penganiayaan," kata Direktur LBH Padang, Indira Suryani

Dari investigasi LBH Padang, AM dan beberapa rekannya dituduh akan tawuran lantas mendapat banyak tindakan penyiksaan oleh anggota Sabhara Polda Sumbar yang berpatroli pada Sabtu (8/6/2024) malam hingga Minggu dini hari.

Mereka adalah lima anak seusia Afif Maulana dan dua pemuda usia 18 tahun. Terakhir kali saksi berjumpa korban Afif Maulana, di jembatan, dekat lokasi penemuan mayat korban.

Dari keterangan saksi, menurut Indara, awalnya Afif Maulana bersama rekannya berinisial A berboncengan dengan motor milik Afif Maulana dan melintasi Jembatan Batang Kuranji paada Minggu (9/6/2024) sekira pukul 04.00 WIB dini hari.

Lalu keduanya dihampiri polisi yang sedang melakukan patroli. Menurut Indira, oknum polisi itu menendang motor AM, hingga bocah 13 tahun itu terpelanting.

"Pada saat polisi menghampiri itu, dia menendang kendaraan korban. Afif Maulana terpelanting ke pinggir jalan. Pada saat terpelanting korban berjarak sekitar dua meter dengan rekan korban A," jelas Indira.

Berdasarkan keterangan A, ia sempat melihat Afif Maulana berdiri. Namun A dikeliling oknum polisi yang memegang rotan. Di saat bersamaan, A diamankan oleh anggota polisi lain.

Sejak saat itu keberadaan Afif Maulana tak diketahui hingga akhirnya ditemukan tewas mengambang di sungai.

"Dari keterangan itu, adanya ditemukan luka lebam di sekujur tubuh, "Ini berat, dugaan sebelum tewas Afif Maulana dianiaya dulu," kata Indira.

Ia juga mengatakan dari hasil investigasi mandiri LBH, ada lima anak termasuk Afif Maulana dan 2 orang dewasa yang diduga mendapatkan penyiksaan dari polisi.

"Hal ini perlu dituntaskan dengan seadil-adilnya lewat jalur hukum, karena tidak sepantasnya aparat menghakimi anak usia dibawah umur hingga babak belur apalagi hingga tak bernyawa, " urainya. 

"Yang kita perlukan hanya ketegasan aparat dalam menanggapi kasus ini, agar tidak terjadi hal-hal yang membuat masyarakat geram atas sikap dan keputusan yang ditetapkan. Negara kita negara hukum, kita punya landasan dan pedoman. maka lakukanlah penyelidikan dengan bijak agar tidak terulang kembali kasus kekerasan ini, " Ujar Tsabit Aqdamana Filhaq selaku Ketua Bidang Advokasi IPM Sumbar. 

Kami sangat sangat menyayangkan terjadinya kejadian ini. Insiden ini tidak hanya menghilangkan nyawa seseorang, tetapi juga meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan tentunya juga bagi Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sumatera Barat. 

Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sumatera Barat, 
Sailendra Gusnan menyampaikan
sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan, pihaknya mendorong bersama-sama mencari solusi untuk mencegah kejadian serupa dimasa depan. 

"Diperlukan upaya bersama dari semua pihak, termasuk penegak hukum, pemerintah, dan masyarakat, untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai bagi semua, " tegas Sailendra. (TsT) 
×
Kaba Nan Baru Update