Padang Panjang, pasbana - Fakhrel Ayman Akbar, yang lebih akrab disapa Ayman, siswa SMA Negeri 1 Padang Panjang, kini bersiap menempuh perjalanan akademis ke luar negeri. Ayman berhasil meraih beasiswa di Nanjing Institute of Technology (NJIT), China, untuk jurusan International Trade and Economic, berkat kegigihannya dalam belajar bahasa Jepang dan mengikuti berbagai lomba bahasa selama di SMA.
“Saya sering mengikuti lomba bahasa Jepang. Mengikuti berbagai lomba bahasa sangat memperkaya pengalaman saya. Apa pun hasilnya, yang penting adalah ikut dan terus mencoba,” ujar Ayman dengan antusias. Dia memegang teguh prinsip bahwa bahasa adalah jendela dunia. Menurutnya, penguasaan bahasa asing tidak hanya membuka pintu ke pendidikan tinggi tetapi juga berbagai peluang internasional di masa depan.
“Di era globalisasi ini, bahasa asing menjadi kebutuhan esensial. Kita harus mulai mengembangkannya sejak dini karena di dunia perkuliahan nanti, kita akan selalu bersentuhan dengan bahasa asing. Kemampuan ini juga membuka banyak peluang jika kita menguasainya,” tambahnya.
Ayman menghadapi wawancara seleksi beasiswa NJIT dengan percaya diri, di mana tujuh dosen mewawancarainya dalam bahasa Inggris. Dia berhasil menjawab semua pertanyaan dengan lancar, mulai dari perkenalan, motivasinya mendaftar ke kampus itu, pemahaman mengenai ekonomi bisnis di China dan bagaimana plan karir setelah lulus nanti.
Sebelum memutuskan untuk mendaftar beasiswa ke luar negeri, Ayman awalnya sangat tertarik pada dunia pertambangan minyak dan gas. “Saya berpikir, industri minyak dan tambang itu sangat menjanjikan dari segi finansial, jadi saya mendaftar di jurusan perminyakan melalui SNBP dan SNBT. Sayangnya, saya belum diterima,” jelasnya.
Tidak berhenti di situ, Ayman juga diterima di Universitas Pertamina pada melalui jalur rapor, didukung oleh banyak sertifikat bahasa Jepang yang dimilikinya. Namun, biaya pendidikan yang tinggi menjadi pertimbangan serius baginya. “Biaya yang cukup tinggi membuat saya ragu untuk mengambilnya,” katanya.
Kegagalan tersebut tidak membuat Ayman patah semangat. Justru, pengalaman ini memotivasinya untuk mencari peluang lain, termasuk mendaftar beasiswa ke China. "Awalnya, saya sama sekali tidak terpikir untuk kuliah di luar negeri. Tetapi ketika ada kesempatan beasiswa, saya memutuskan untuk mencoba," kata siswa kelas XII MIPA 5 ini. Inspirasi juga datang dari kakaknya yang sedang kuliah di Turki. "Kakak saya selalu menjadi panutan. Dia membuka pandangan saya bahwa dunia ini luas dan penuh peluang. Saya ingin seperti dia, bukan hanya mengikuti jejaknya, tetapi juga menciptakan jalan saya sendiri," jelas Ayman.
Pihak sekolah sangat bangga dan mendukung perjuangan Ayman dalam menggapai impiannya. “Dari Ayman, kita bisa belajar tentang semangat juang dan pantang menyerah. Meskipun gagal di SNBP dan UTBK, dia tidak menyerah dan terus mencari peluang lain,” ujar Kasbi, S.Pdi, S.Pd, M.Pd, selaku Wakil Humas SMA Negeri 1 Padang Panjang. Sekolah mendoakan Ayman sukses dalam studinya di Negeri Tirai Bambu. Beasiswa yang diterima Ayman mencakup biaya pendidikan penuh hingga lulus, termasuk subsidi asrama.
Saat ini, Ayman sedang mempersiapkan diri untuk keberangkatan ke China pada September mendatang dengan fokus belajar bahasa Inggris, karena perkuliahan di NJIT akan menggunakan bahasa tersebut secara penuh.
Ayman menyadari bahwa mempelajari bahasa asing memerlukan kesabaran dan praktik yang berkelanjutan. Ia memberikan saran kepada siswa lain di SMAN 1 Padang Panjang untuk tidak merasa minder dalam belajar bahasa asing. “Jangan malu untuk berbicara dalam bahasa asing, karena itu adalah bagian dari proses pengembangan diri,” pesannya.
Selain itu, Ayman juga menekankan pentingnya manajemen waktu dan konsistensi niat. “Kita harus pandai membagi waktu antara lomba dan belajar di sekolah. Kadang, yang sulit bukan belajar, tetapi menjaga niat untuk tetap konsisten,” tutupnya dengan bijak. (Aulin)