Notification

×

Iklan

Iklan

Fenomena Bediding: Mengapa Cuaca Dingin Melanda di Musim Kemarau?

17 Juli 2024 | 12:22 WIB Last Updated 2024-07-17T05:24:30Z


Pasbana - Pernahkah Anda merasakan cuaca yang lebih dingin dari biasanya, meskipun sedang berada di musim kemarau? Fenomena ini dikenal dengan istilah bedding, dan sedang melanda beberapa wilayah di Indonesia.

Bagi sebagian orang, cuaca dingin ini mungkin terasa menyegarkan. Namun, bagi yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, perubahan suhu yang drastis ini dapat memicu munculnya penyakit.

Sebagai ahli kesehatan dengan pengalaman menangani berbagai kasus penyakit imunitas tubuh, saya ingin membahas lebih dalam tentang fenomena bedding dan dampaknya terhadap kesehatan.

Bediding berasal dari kata dalam bahasa Jawa, "bedhidhing", yang berarti terasa dingin. Fenomena ini terjadi ketika suhu udara terasa lebih dingin dibandingkan dengan biasanya, terutama pada malam hingga pagi hari, saat musim kemarau.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena bedding disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

Angin muson Australia yang kering: Angin ini membawa udara dingin dari Australia dan bergerak ke arah Indonesia.

Minimnya tutupan awan: Pada musim kemarau, tutupan awan di Indonesia berkurang. Hal ini menyebabkan panas matahari lebih mudah dilepaskan ke luar angkasa pada malam hari, sehingga suhu udara menjadi lebih dingin.

Tingginya tekanan udara: Tekanan udara yang tinggi di wilayah Indonesia membuat udara terasa lebih padat dan dingin.

Meskipun terasa menyegarkan, fenomena bedding juga dapat berdampak negatif terhadap kesehatan, terutama bagi:

  • Orang dengan penyakit pernapasan: Udara dingin dapat memperparah kondisi asma, bronkitis, dan pneumonia.
  • Orang dengan penyakit jantung: Perubahan suhu yang drastis dapat memicu serangan jantung.
  • Lansia dan anak-anak: Kelompok usia ini memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah, sehingga lebih rentan terhadap penyakit saat cuaca dingin.

Tips Menjaga Kesehatan Saat Fenomena Bedding

Berikut beberapa tips untuk menjaga kesehatan saat fenomena bedding:

  • Kenakan pakaian yang hangat: Gunakan pakaian berlapis untuk menjaga tubuh tetap hangat, terutama pada malam dan pagi hari.
  • Konsumsi makanan bergizi: Perbanyak konsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
  • Minum air putih yang cukup: Dehidrasi dapat memperburuk kondisi kesehatan saat cuaca dingin.
  • Istirahat yang cukup: Istirahat yang cukup membantu tubuh untuk memulihkan diri dan meningkatkan daya tahan tubuh.
  • Rutin berolahraga: Olahraga ringan dapat membantu menjaga kehangatan tubuh dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  • Gunakan pelembab kulit: Udara dingin dapat membuat kulit kering dan iritasi. Gunakan pelembab kulit untuk menjaga kesehatan kulit.
  • Hindari paparan asap rokok dan polusi: Paparan asap rokok dan polusi dapat memperparah kondisi pernapasan.

Fenomena bedding merupakan fenomena alam yang dapat terjadi kapan saja, terutama saat musim kemarau. Meskipun terasa menyegarkan, fenomena ini juga dapat berdampak negatif terhadap kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan dengan menerapkan tips-tips di atas, terutama bagi kelompok yang rentan terhadap penyakit.(bd) 

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update