Payakumbuh, Pasbana - Dalam upaya meningkatkan peran serta muslimah dalam membangun peradaban bangsa, Koordinator Daerah PII Wati Payakumbuh menggelar Kursus Isteecomah II atau Islamic Teenager Course Of Muslimah II.
Acara yang berlangsung pada tanggal 2-5 Juli 2024 ini dihadiri oleh puluhan peserta yang antusias mengikuti rangkaian kegiatan yang melibatkan puluhan kader puteri dari 7 kabupaten dan kota se-Sumatera Barat.
Diantaranya Kota Payakumbuh sebagai tuan rumah, lalu Kota Bukittinggi, Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Solok, dan Kabupaten Tapan.
Nurul Rahmadhani F., Koordinator Tim PII Wati Sumatera Barat, menyampaikan pentingnya peran muslimah dalam membangun peradaban.
"Kursus Isteecomah II ini merupakan langkah nyata PII Wati untuk membekali para muslimah dengan ilmu dan keterampilan yang dibutuhkan agar mereka dapat menjadi penggerak dalam peradaban bangsa. Kami berharap melalui kegiatan ini, para peserta dapat mengembangkan diri dan berkontribusi lebih besar lagi di tengah masyarakat," ujar Nurul, pada Kamis (4/7/2024).
Nurul mengatakan bahwa Isteecomah 2 kali ini dikemas berbeda dan terkesan istimewa dari kursus-kursus sebelumnya, karna pasca acara ini, para peserta diharuskan berkiprah di lingkungannya dan di masyarakat luas sebagai inisiator kebaikan dan menciptakan sebuah komunitas.
“Isteecomah 2 kali ini menjadi Isteecomah yang spesial, pasalnya setelah acara ini usai, para peserta diberi fasilitas mentoring untuk menjalankan Proyek Kebaikan Pribadi (PKP) sebagai upaya untuk dapat berkiprah di masyarakat luas dengan mengoptimalkan minat dan bakatnya. Selain itu, para peserta juga diharuskan membangun sebuah komunitas untuk mendayagunakan potensi yang dimilikinya,” pungkasnya.
Selain itu, dengan terlaksananya Isteecomah II kali ini, Korwil Korps PII Wati Sumbar mengharapkan kader PII Wati yang nanti baru selesai ditempa dalam proses Isteecomah II kali ini agar menjadi muslimah yang kritis, inovatif, adaptif, peduli sosial, serta menjadi agent of change dan penggerak yang kiprahnya bisa dirasakan ummat, sehingga hal ini menjadi langkah awal terbentuknya peradaban yang diimpikan.
Selain membahas isu-isu perempuan, para peserta juga diberikan materi mengenai digitalisasi untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan tantangan dakwah serta pergerakan di masa depan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Fitria Cahya Kamila, Ketua Koordinator Daerah (Korda) Korps PII Wati Kota Payakumbuh yang menjadi tuan rumah sekaligus pelaksana kegiatan tersebut.
“PII Wati hadir untuk membentuk perempuan muslim yang sadar akan fitrahnya dan mengoptimalkan perannya, sehingga mampu mencetak generasi Rabbani. Perempuan sejatinya adalah rahim peradaban. Kegiatan ini diisi dengan berbagai materi yang diperlukan kader putri dalam membentuk diri, mengembangkan kreativitas, melatih kepemimpinan, dan menjadi kader yang adaptif terhadap tantangan zaman, termasuk arus digitalisasi saat ini,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Esa Kurnia, Ketua Umum Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PW PII) Sumatera Barat, menjelaskan bahwa PII Wati merupakan badan otonom dari PII yang memiliki tugas khusus dalam membina anak-anak dan perempuan.
"PII Wati memiliki peran strategis dalam mencetak generasi muslimah yang berakhlak mulia dan memiliki kompetensi tinggi. Melalui kegiatan seperti Kursus Isteecomah II ini, kami berkomitmen untuk terus mendukung dan memfasilitasi pengembangan diri para muslimah," jelas Esa.
Selain beberapa materi yang diisi oleh tim pemandu Istecomah II kegiatan ini juga mendatangkan perempuan-perempuan yang ahli di bidangnya untuk turut serta berbagi ilmunya kepada para peserta. Diantaranya Umi Meilya Novira, S.Pd., CHt., CI., MNLP., M.Cons yang merupakan pembicara nasional dan memberikan materi tentang Psikologi Perempuan kepada para peserta.
"Psikologi perempuan sangat penting untuk dipahami dalam membentuk karakter dan kepribadian yang kuat. Dalam materi ini, saya menekankan betapa pentingnya kesadaran diri dan pengembangan emosi yang sehat bagi perempuan. Dengan memahami diri sendiri dan mengelola emosi dengan baik, perempuan dapat menjadi individu yang lebih resilient dan mampu menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan," ucap Meilya Novira yang kerap disapa Umi seusai memberikan materi.
"Saya berharap para peserta dapat mengambil manfaat dari pengetahuan ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat berkontribusi lebih baik dalam masyarakat," imbuhnya. (*/Red)