Bukittinggi, pasbana - Dahlia Braga Yova, seorang pembuat film muda, membawa kisah pilu para buruh paksa tambang batu bara Ombilin, Sawahlunto, ke layar perak dalam film dokumenternya berjudul "Orang Rantai Sawahlunto". Film ini diputar di Stasiun Lambuang, Bukittinggi, pada hari Senin (1/7/2024), sebagai bagian dari acara bertajuk "Mimpi di Balik Layar".
"Orang Rantai Sawahlunto" menceritakan kisah para buruh yang dijebak dalam sistem kerja paksa yang brutal di era kolonial Belanda. Dikenal sebagai "Orang Rantai" karena tangan, kaki, dan leher mereka dibelenggu, mereka dipaksa bekerja keras di tambang dalam kondisi yang mengerikan.
Film ini merupakan salah satu dari sepuluh karya yang ditayangkan dalam acara tersebut, yang terdiri dari lima film fiksi dan lima film dokumenter. Pemutaran di Stasiun Lambuang ini menandai kedua kalinya karya Tugas Akhir mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang ditayangkan di luar kampus.
Sekretaris Jurusan TV dan Film ISI Padang Panjang, Maisaratun Najmi, mengungkapkan harapannya agar semua karya film mahasiswa, baik tugas semester maupun tugas akhir, dapat ditayangkan di ruang publik. Hal ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi masyarakat untuk menikmati hasil karya mahasiswa dan sekaligus menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menunjukkan kemampuan mereka kepada publik.
Lebih lanjut, Yova menjelaskan bahwa film "Orang Rantai Sawahlunto" dibuat dengan tujuan untuk membuka kembali luka sejarah kelam bangsa Indonesia. "Film ini dapat dinikmati oleh semua kalangan dan diterima dengan baik di tengah masyarakat Indonesia, karena ini merupakan bagian dari sejarah bangsa yang tidak boleh dilupakan," tuturnya.
Pemutaran film "Orang Rantai Sawahlunto" diharapkan dapat menjadi pengingat bagi generasi muda tentang pentingnya perjuangan dan pengorbanan para pahlawan bangsa. Film ini juga menjadi bukti bahwa karya film mahasiswa memiliki potensi untuk menyentuh hati dan membuka wawasan masyarakat.
Tentang Film "Orang Rantai Sawahlunto"
Film dokumenter "Orang Rantai Sawahlunto" menceritakan kisah para buruh paksa tambang batu bara Ombilin, Sawahlunto, yang dijebak dalam sistem kerja paksa yang brutal di era kolonial Belanda. Film ini mengangkat kisah pilu mereka yang dipaksa bekerja keras dalam kondisi yang mengerikan, dengan tangan, kaki, dan leher mereka dibelenggu.
Film ini dibuat oleh Dahlia Braga Yova, seorang pembuat film muda dari Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang. "Orang Rantai Sawahlunto" merupakan salah satu dari sepuluh karya yang ditayangkan dalam acara "Mimpi di Balik Layar" di Stasiun Lambuang, Bukittinggi, pada hari Senin (1/7/2024). Makin tahu Indonesia.(*/hasanah)