Notification

×

Iklan

Iklan

Paparan Cahaya Handphone di Malam Hari Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2

07 Juli 2024 | 08:12 WIB Last Updated 2024-07-07T01:12:02Z



Pasbana - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa paparan cahaya terang dari gawai pada malam hari dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. Penelitian yang dilaporkan oleh Medical Daily pada Sabtu (29/6) ini melibatkan 85 ribu orang dewasa sehat tanpa diabetes.

Peneliti dari Universitas Flinders Australia menemukan bahwa paparan cahaya antara pukul 00.30 dini hari dan 06.00 pagi dapat meningkatkan risiko terkena diabetes sebesar 67 persen. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal The Lancet Regional Health. 

Menurut para peneliti, risiko diabetes tipe 2 lebih tinggi pada individu yang terpapar cahaya malam yang lebih terang dan pola cahaya yang mengganggu ritme sirkadian.

“Menghindari cahaya di malam hari dapat menjadi rekomendasi sederhana dan hemat biaya yang dapat mengurangi risiko diabetes, bahkan bagi mereka yang memiliki risiko genetik tinggi,” tulis para peneliti.

Paparan cahaya diukur menggunakan perangkat yang dikenakan di pergelangan tangan, dilengkapi dengan sensor cahaya fotodioda silikon yang memiliki panjang gelombang sensitivitas puncak 560 nm. Dari hasil penelitian, paparan cahaya malam dan faktor risiko genetik ditemukan sebagai faktor risiko independen dalam mengembangkan diabetes tipe 2.

Peneliti juga menghubungkan paparan cahaya dengan terganggunya ritme sirkadian tubuh, yang berdampak pada beberapa fungsi tubuh seperti perubahan sekresi insulin dan metabolisme glukosa. 

“Perubahan sekresi insulin dan metabolisme glukosa yang disebabkan oleh ritme sirkadian yang terganggu memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengatur kadar gula darah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan perkembangan diabetes tipe 2,” kata penulis senior Andrew Philips.

Meskipun temuan penelitian ini penting, para peneliti mengakui adanya keterbatasan, seperti tidak dapat mengeksplorasi dampak waktu makan karena kurangnya data pola makan. Waktu makan dinilai dapat memengaruhi ritme sirkadian manusia, toleransi glukosa, dan kadar lemak tubuh, yang berpotensi memengaruhi hubungan antara paparan cahaya, gangguan sirkadian, dan diabetes.

Selain itu, dengan usia rata-rata peserta penelitian 62,3 tahun, masih belum pasti apakah temuan ini dapat diterapkan pada kelompok usia yang lebih muda.

Namun demikian, berdasarkan temuan mereka, para peneliti menyarankan masyarakat untuk mengurangi paparan cahaya di malam hari dan menjaga lingkungan tetap gelap sebagai cara mudah dan murah untuk mencegah atau menunda perkembangan diabetes tipe 2. (*) 

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update