Padang Panjang, pasbana - Sebuah pameran unik digelar di Galeri Gedung Pertunjukan Hoeridjah Adam, Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang. Pameran ini memamerkan karya tugas akhir mahasiswa Pascasarjana (S2) dengan minat Fotografi, dan bertajuk "Penciptaan Fotografi Ekspresi Melalui Permainan Anak-anak dengan Medium Katembat".
Pameran ini menyoroti anak-anak yang sedang bermain dan mengekspresikan diri mereka melalui medium katembat yang diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan momen penuh ekspresi.
Ketua Pelaksana, Maksalmina, menyatakan bahwa pameran ini tidak hanya sebagai syarat untuk kelulusan tetapi juga sebagai upaya mengembalikan memori tentang permainan zaman dulu.
"Anak-anak zaman sekarang sudah mulai melupakan dan meninggalkan permainan tradisional yang dianggap kuno," ujarnya.
Ichsan Saputra, pengkarya dari pameran ini, mengatakan bahwa permainan yang diangkat menjadi fotografi ekspresi ini melibatkan berbagai jenis permainan tradisional seperti Catoe Sueb (Congklak), Catoe Rimuen (Catur Harimau), Jungkat Jungkit, Geulayang (layang-layangan), dan banyak lagi. Menurutnya, permainan ini mampu menjadikan anak-anak untuk bersosialisasi dan mengembangkan kreativitas mereka.
"Permainan ini mengajarkan anak-anak untuk merencanakan strategi, menganalisis situasi, ketepatan dalam bertindak, mencari solusi terbaik, serta mampu berkomunikasi dan mengelola emosi untuk bekerja sama dalam sebuah tim," jelasnya.
Ichsan juga menambahkan bahwa manfaat dari permainan pada masa kanak-kanak sangat besar.
"Pertama, anak-anak akan aktif bergerak yang secara tidak langsung akan merangsang aspek psikomotoriknya. Kedua, bermain di luar ruangan mengajarkan mereka cara berinteraksi dengan teman-teman," tuturnya.
Staf Ahli Kemasyarakatan dan SDM Kota Padang Panjang, Drs. Maiharman, menegaskan dukungan penuh dari pemerintah terhadap kegiatan kreatif seperti ini.
"Kami akan selalu mendukung kegiatan yang berkaitan dengan kreativitas, karena ini sangat relevan dengan bidang Kemasyarakatan dan SDM. Saya berharap ke depannya akan terus ada kegiatan kreatif seperti ini," katanya.
Wakil Direktur Pascasarjana ISI Padang Panjang, Dr. Sahrul N, S.S., M.Si, yang juga merupakan pembimbing karya ini, menyoroti perbedaan antara karya S1 dan S2. "S1 bicara teknis, sedangkan S2 bicara esensi dan nilai," ucapnya.
Nanda Khairansyah, salah satu pengunjung pameran, mengaku sangat antusias melihat hasil karya tugas akhir ini. Salah satu karya yang menarik perhatiannya adalah foto berjudul Catoe Sueb (Congklak).
"Karya ini sangat unik karena dilengkapi dengan instalasi menarik yang menimbulkan interaksi. Foto tersebut dikemas dengan jendela sebagai penutup, jadi pengunjung harus membuka jendela itu untuk melihat foto yang dihadirkan," ujarnya.
Selain foto-foto yang dipamerkan, pameran ini juga dilengkapi dengan instalasi permainan interaktif. Pengunjung bisa mencoba bermain dan merasakan langsung pengalaman yang sama seperti yang dirasakan anak-anak dalam foto. Instalasi ini menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi anak-anak yang datang bersama orang tua mereka.(*/mursidiq)