Notification

×

Iklan

Iklan

Supardi: Peran Pers Sangat Penting Untuk Menggaungkan Peradaban Maek

14 Juli 2024 | 20:23 WIB Last Updated 2024-07-14T13:23:54Z
Ketua DPRD provinsi Sumatera Barat, Supardi, S.H didampingi Wakil Ketua DPRD Kota Payakumbuh Wulan Denura,S.ST saat meninjau pameran festival Maek di gedung Gambir, Minggu (14/7).


Payakumbuh, pasbana - Festival Maek diharapkan dapat terus dilestarikan dan dinikmati masyarakat. Dan berharap kepada stakeholder termasuk kepada rekan-rekan media agar dapat terus menggaungkan peradaban nagari Maek. Harapan tersebut disampaikan ketua DPRD propinsi Sumatera Barat, Supardi,S.H saat diskusi internasional hasil riset dan FGD pra festival Maek, potensi dan pengembangan
warisan budaya Maek”, Minggu (14/7) di aula Ngalau Indah, lantai III balaikota Payakumbuh.

Menurut Supardi, festival Maek dengan harapan besar ini, tentu tidak akan sukses bila tidak di publikasikan, peran pers sangat penting. Maka perlu dilibatkan wartawan untuk menyebar luaskan informasi, baik sebelum dan sesudah festival. Selain itu calon para wisatawan akan semakin mudah mendapatkan informasi mengenai Maek, begitupun para pegiat pariwisata akan mudah pula saat mempromosikan Maek. 

Begitu juga peran masyarakat lokal amatlah sentral untuk membangun desa wisata budaya. Masyarakat juga harus dirangkul dan diedukasi mengenai kepariwisataan. Karena banyak konsep pariwisata yang bisa dipilih untuk diterapkan di Maek, guna mengatasi hambatan infrastruktur seperti jalan dan ketersediaan penginapan. Masyarakat lokal juga semestinya didorong untuk menyadari dan mengelola potensi budaya yang mereka miliki. Salah satu jalan ke arah itu adalah melalui festival budaya. 

“Festival Maek ini adalah sebuah persembahan terakhir saya selaku ketua DPRD Sumbar untuk masyarakat Luak Limopuluah (kota Payakumbuh - kabupaten Limapuluh Kota). Karena ini menyangkut peradaban asal usul nenek moyang kita. Masih banyak misteri di nagari Maek. Mudah-mudahan melalui festival maek ini, nagari Maek menjadi pusat penelitian para arkeolog serta objek wisata budaya. Sehingga berujung pada penetapan warisan dunia,” ungkap Supardi.

Selain itu, kata Supardi, melalui festival Maek ini diharapkan dapat menggerakan perekonomian masyarakat setempat. Apalagi jika dilirik wisatawan dunia, tentu tujuan untuk memperkuat daya tarik kekayaan budaya, peradaban Maek akan lebih maksimal.

Dalam kesempatan diskusi itu, berbagai saran dan pendapat muncul, salah satunya dari Efrizal Hendri dt Patiah, walinagari Maek, kabupaten Limapuluh Kota, berharap agar setelah festival ini selesai, nagari Maek jangan ditinggalkan begitu saja. Karena dikhawatirkan situs-situs Maek akan mengalami kepunahan jika tidak kita jaga bersama. 

“Kami (masyarakat Maek) siap mensupport penuh kegiatan festival Maek ini. Kami juga berharap agar nantinya menhir-menhir di Maek tetap tinggal di Maek dan jangan sampai kita menjadi tamu dirumah sendiri. Untuk itu mari kita jaga dan lestarikan bersama-sama,” ujarnya. 

Hal senada juga diutarakan wartawan MNC, Agung, berharap setelah festival ini Maek jangan dibiarkan begitu saja dan tinggal nama seperti “objek wisata budaya sebelumnya”. 

“Kita juga tidak ingin hanya masyarakat saja yang melestarikan, tapi masyarakat juga butuh support dan dorongan yang berkelanjutan dari pemerintah daerah,” singkatnya. (BD)
×
Kaba Nan Baru Update