JAKARTA, pasbana—Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development merupakan agenda besar umat manusia untuk mencapai kemakmuran bersama di dunia pada tahun 2030 atau yang kita kenal dengan istilah SDG 2030. Pembangunan berkelanjutan terdiri dari tiga bidang utama, yakni pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, dan pembangunan lingkungan hidup dan alam.
Deklarasi Universal Keberagaman Budaya oleh UNESCO (2001) mendalami konsep pembangunan berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa, "...keragaman budaya penting bagi manusia sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi alam". Dengan demikian, "pembangunan tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, tetapi juga sebagai alat untuk mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual".
Ada 17 tujuan pembangunan berkelanjutan yang ssekaligus dijadikan tema dalam puisi, yakni: (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13) Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan Pembangunan.
Dengan demikian, sesuai dengan visi dan misinya, Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM) mengajak para penyair dan pencinta puisi ikut terlibat dalam mengawal agenda SDG 2030 melalui puisi.
“Kami juga bahagia menerima kiriman puisi dari beberapa penyair dari negara tetangga, yaitu Malaysia serta dari seorang penyair Indonesia yang bermukin di Eropa,” ujar Ketua JSM, Riri Satria, di Jakarta, Sabtu (31/8/2024).
Setelah melalui evaluasi yang mendalam yang ditinjau dari dua aspek utama, yaitu aspek perpuisian serta kesesuaian dengan tema, maka para kurator yang terdiri dari Sofyan RH. Zaid, Rissa Churria, serta Riri Satria, bersama dengan Ketua Panitia Pelaksana Nunung Noor El Niel, pada Rapat Pleno yang diselenggarakan pada Jumat, 30 Agusus 2024, memutuskan untuk menerima puisi dan dimuat dalam buku antologi seperti berikut ini:
1. Adenar Dirham (Yogyakarta)
Semangkuk Nasi Bukan Sebatas Mimpi
2. Agus Buchori (Jawa Timur)
Mereka Mati Dimakan Pembangunan
Ganti Rugi Pak Tani
3. Ahmad Maliki Mashar (Riau)
Dari Petak Sawah Berbatu
4. Anto Narasoma (Sumatera Selatan)
O, Nasibmu Kini Pkbi
Membangun Pikiran
5. A. Warits Rovi (Jawa Timur)
Membangun Diri
Membangun Masa Depan
6. Ari Basuki (Jawa Tengah)
Perang Abadi
Nyala Api
7. Ariffin Noor Hasby (Kalimantan Selatan)
Notasi Tanah Matahari
Pulang Ke Kampung Ibu
8. Ayu Yulia Djohan (Jakarta)
Curhat
9. Bambang Karno (Jawa Tengan)
Mereka Telah Katakan
10. Bayu Win (Jakarta)
Peluru Waktu
Pelabuhan Masa Depan
11. Budhi Setyawan (Jawa Barat)
Ruang Kelas Begitu Dingin dan Lembab
Membaca Peta Kemiskinan
12. Chris Triwarseno (Jawa Tengah)
Neraka Iklim
Yang Garib dan Muskil: Potret Kemiskinan
Ramah Tamak: Konsesi dan Transisi Energi
13. Dahta Gautama (Lampung)
Membangun Pikiran
Perumahan Manusia
14. Della Red Pradipta (Jakarta)
Serenada Bumi
Warga Dunia
Mengais Kemiskinan
15. Dalle Dalminto (Yogyakarta)
Bunga-Bunga Kepala
16. Daviatul Umam (Jawa Timur)
Penaklukan
Perkabungan
17. Denok Aisandi (Jawa Barat)
Senandung Senjang Sana Senjang Sini
18. Denting Kemuning (Jawa Timur)
Puisi Dalam Genggaman Era Digitalisasi
Suara Penyair
19. Destri Mairoza (Sumatera Barat)
Lakon Terbaik Sepanjang Sejarah
20. D. Zawawi Imron (Jawa Timur)
Sebuah Istana
Catatan Glenmore
21. dr. Kasim Rasjidi A
Irama untuk keselarasan
22. Ekawati (Sumatera Barat)
Menulis Harapan
23. Erwan Juhara (Jawa Barat)
Aku Telah Temukan
Wasiat Hidup sejahtera
24. Fahmi Wahid (Kalimantan Selatan)
Nubuat Dunia Berkelanjutan
Menatap Bumi Di 2100
Sajak Di Lingkaran Globe
25. Faidi Rizal Alief (Jawa Timur)
Belajar Menyulam Pada Ibu
26. Fileski (Jawa Timur)
Nyanyian Hijau Dari Akar Rumput
27. Firman (Lampung)
Semu
Nusantara Dalam Wejangan Ibu
28. Firman Wally (Maluku)
Kota Masa Depan
29. Fathurrozi Nuril Furqon (Jawa Timur)
Bisik Lirih di Langit Uganda
Apocalypse
30. Gambuh R Basedo (Jawa Tengah)
Berkaca Pada Leluhur
Pesona Dalam Mi'rajku
31. Gimien Artekjursi (Jawa Timur)
Hari Ini Lebih Berarti Daripada Masa Lalu
32. Giyanto Subagio (Jakarta)
Hutan Bakau
33. Gurit Asmara Ruci (Jawa Timur)
Kartu Miskin Dan Seliter Asa
Program Buku Bergizi
34. Hanna Sania (Jawa Timur)
Rindu Rumah
35. Hanny (Sumatera Barat)
Kemungkinan
36. Ihwal Benz Satriadji (Jawa Timur)
Arah Pintu
37. Imam Budiman (Kalimantan Timur)
Pelajaran Membaca Kaifiat Kerja Mesin dan Pertanyaan-Pertanyaan tentang Masa Depan: 2015—2030
38. Iman Sembada (Jawa Barat)
Reportase 45 Detik
Badai Dasi Kupu-Kupu
Melodrama Jam 8 Malam
39. Irna Novia Damayanti (Jawa Tengah)
Batako Plastik
40. Izzatul hikmah (Jawa Timur)
Rumah Baru
41. Joni Hendri (Riau)
Pembangunan
Menggali Mimpi
42. Junaedi Setiyono (Jawa Tengah)
Jernih Dan Keruhnya Negeri
43. Kartika (Yogyakarta)
Metamorfosa Milenia
44. Khairani Piliang (Jakarta)
Kontemplasi Alam
Perang Farmasi
Virus Dalam Sekam
45. Laila Nur Diana (Jawa Timur)
Dan 40 Tahun Berikutnya
46. Matroni Muserang (Jawa Timur)
Matahari
47. Meilani Ambarwati (Jawa Timur)
Negeriku Negara Agraris
48. Meilani Dhamayanti (Jakarta)
Eksistensi Perempuan Demi Kuota Atau Partisipasi?
49. Merawati May (Bengkulu)
Hutan Kota
50. Mita Katoyo (Jakarta)
Entah
51. Mohd Rosli Bakir (Malaysia)
Remuk Duka Di Rumah Kehidupan
52. Mukhamad Amin (Jawa Barat)
Sepi Amuk Diri
Tak Tahu Arah Pulang
Kopi Masih Pahit, Tuan
53. Muksalmina Sbg (Sabang)
Balada Orang-Orang Pinggiran
54. Naning Scheid (Belgia)
Jakarta 2.0
55. Niam At Majha (Jawa Tengah)
Ranting
Daun
56. Novia Rika (Jawa Timur)
Jati Diri Perempuan
57. Nur Azlan Bin Zainuddin (Malaysia)
Konflik Sejagat
58. Nurhayati (Jawa Barat)
Janji Bumi
59. Nur Komar (Jawa Tengah)
Desa Tak Lagi Sepi
60. Nuyang Jaimme (Jawa Barat)
Wajah-Wajah Menggores Langit
Indonesia Di Persimpangan Sejarah
Beras Plastik
61. N. Diana (Bali)
Kisah Kutukan Pohon Pertama
62. Piet Yuliakhansa (Jakarta)
Rindu yang Bergemericik
Bisik Angin pada Dedauna
63. Prawiro Sudirjo (Jawa Barat)
Mandirilah Pengusaha
64. Rico Fernando (Kepulauan Riau)
Keseimbangan dalam Lukisan Abstrak
Teriakan di Jalan Bersama
65. Rini Intama (Banten)
Ibu Menulis Tentang Hari Yang Diinginkan
66. Rita Herawati (Jawa Tengah)
Kasih Semesta
67. Rizky Burmin (Kalimantan Selatan)
Puisi Untuk Lautmu
68. Romy Sastra (Jakarta)
Tungku Berhutang Pada Kuali
Kepadamu Pemulung
69. Roy Dabut (Jawa Barat)
Hari Esok Buat Siapa?
Pemulung di Tepian Kota
70. Sahbuddin Dg. Palabbi (Jakarta)
Melodi Tujuh Belas Pilar
Nyanyian Asa Sang Bumi
71. Selendang Sulaiman (Jawa Timur)
Peta Biru Dunia Ketiga
Bahasa Antar Planet
72. Setiyo Bardono (Jawa Barat)
Nasi Menangis
Kita Lebih Suka Mengeraskan Jalan
Merenung Di Atas Kloset
73. Sin Za (Jawa Timur)
Kita Dan Kemiskinan
74. Siti Khalifatur Rahma (Jawa Timur)
Nyawa Dalam Rumah Api
75. Sulthan Indra (Sumatera Barat)
Sustainability
Sajak Panen Kopi
Rumah Kita Oh Rumah Kita
76. Sulily (Malaysia)
Harapan di Ufuk
77. Supali Kasim (Jawa Timur)
Rumah Tanpa Pagar
78. Sus S. Hardjono (Jawa Tengah)
Fantasia Penyair di Abad Digital
Dunia Bertumbuh
Kunci Pembuka Zaman
79. Syafaruddin Marpaung (Sumatera Utara)
Nyanyian Piring Kosong di Tanah Merah
Panggilan Bumi dalam Bayang-Bayang Polusi
80. Tarman Effendi Tarsyad (Kalimantan Selatan)
Aku Rindu Laut
81. Udi Utama (Jawa Barat)
Nyanyian Bumi
82. Umie Maisarah (Malaysia)
Janji Pada Alam
83. Wangi (Jawa Timur)
Minyak Duri
84. Warsono Abi Azzam (Jawa Tengah)
Distopia Lingkungan Paradoks Pembangunan Berkelanjutan
Puisi Pasi Di Rempang Ecocity
85. Wijatmoko Bintoro Sambodo (Jawa Tengah)
Angka 25 Juta
Membangun Entitas Berkualitas
86. Wyaz Ibn Sinentang (Kalimantan Barat)
Puzzle Impian Dari Balik Bukit
Saat Melek Digital
Demikianlah pengumuman ini disampaikan kepada publik melalui berbagai media. Jika terdapat kekeliruan akan diperbaiki di kemudian hari. Atas perhatian para penyair dan pencinta puisi semuanya, kami mengucapkan terima kasih.
Riri Satria (Ketua Komunitas JSM merangkap Kurator)
Nunung Noor El Niel (Ketua Panitia Pelaksana)
Sofyan RH. Zaid (Kurator)
Rissa Churria (Kurator)
(*)