Tanah Datar, pasbana - Langit cerahdi Balai Tangah pada 25 Agustus 2024 seakan menjadi saksi dari sebuah perayaan yang lebih dari sekadar festival biasa. Balai Tangah Carnival, yang digelar sejak 21 Agustus, bukan hanya menjadi ajang pertunjukan seni dan budaya, tetapi juga momen yang mempersatukan kembali masyarakat, baik yang tinggal di ranah maupun yang merantau.
Suara riuh rendah tawa anak-anak berbaur dengan alunan musik tradisional yang menggema dari panggung utama. Bupati Tanah Datar, Eka Putra, SE, MM, tidak bisa menyembunyikan kekagumannya saat membuka acara ini. "Panggung ini sungguh luar biasa," katanya.
“Saya sudah mengikuti berbagai acara dalam program Satu Nagari Satu Event selama tiga tahun ini, tapi Balai Tangah Carnival adalah yang paling hebat dan mewah. Ini bisa menjadi inspirasi bagi nagari lainnya."
Kemeriahan ini tidak hanya dirasakan oleh warga setempat, tetapi juga oleh para perantau yang sengaja pulang kampung untuk merasakan kembali hangatnya kebersamaan. “Kami datang dari berbagai penjuru Nusantara untuk mendukung acara ini. Rasanya seperti pulang ke rumah setelah sekian lama. Kebersamaan inilah yang membuat acara ini begitu istimewa,” ujar Reza Pahlavi, salah satu tokoh perantau.
Tidak kalah menarik, lomba memancing di Tobek Godang menarik ribuan orang dari segala usia. Tobek yang biasanya tenang, kini dipenuhi sorak sorai para peserta yang penuh semangat. Tidak ada batasan, semua berbaur, seakan-akan perbedaan jarak dan status hilang begitu saja.
Bagi Wali Nagari Balai Tangah, Dasheri Angku Qobi, Balai Tangah Carnival adalah bukti nyata dari kekompakan masyarakatnya. “Kita bukan hanya merayakan festival ini, tapi juga merayakan persatuan dan kebersamaan kita. Semangat gotong royong terlihat jelas dalam setiap sudut acara ini,” ungkapnya.
Selama enam hari penuh, Balai Tangah berubah menjadi pusat kemeriahan. Mulai dari panggung kesenian anak nagari, gerak jalan jantung sehat, hingga berbagai lomba yang semuanya digelar dengan semangat tinggi. Para pedagang UMKM pun merasakan manisnya hasil kerja keras mereka, dengan dagangan yang ludes terjual setiap harinya.
Dan ketika acara ditutup dengan penyerahan simbolis ambulans oleh Bupati Eka Putra, suasana haru pun melingkupi halaman kantor wali nagari. Ini bukan sekadar penyerahan barang, melainkan simbol perhatian dan dukungan pemerintah terhadap masyarakatnya.
Balai Tangah Carnival adalah bukti nyata bahwa sebuah acara dapat lebih dari sekadar rutinitas tahunan. Ia menjadi momen berharga yang akan dikenang oleh setiap orang yang hadir, sebuah pesta rakyat yang penuh makna dan kebersamaan. Ini adalah cerita tentang bagaimana sebuah nagari merayakan dirinya sendiri, dengan kebanggaan dan cinta yang tak terhingga. Makin tahu Indonesia.(bd)