Payakumbuh, pasbana - Maek festival yang dibalut dengan pertunjukan seni kebudayaan, merupakan upaya untuk mengenalkan peninggalan sejarah peradaban manusia pada zaman megalitikum kepada generasi muda. Salah satu tujuan festival Maek di kecamatan Bukit Barisan kabupaten Limapuluh Kota adalah untuk mengenalkan situs tersebut kepada masyarakat luas, yang telah diteliti oleh para arkeolog dari Mesir, Jepang, Australia, Jerman, dan India dalam mengungkap misteri Maek.
Hal tersebut disampaikan ketua DPRD provinsi Sumatera Barat, Supardi,SH pasca festival Maek sekaligus press conference bersama insan pers Luak Limopuluah, Sabtu (24/8) di cafe Agam Jua Payakumbuh.
Berbagai kegiatan sudah kita coba lakukan di kota Payakumbuh ini, kata Supardi, semua itu berawal dari sebuah diskusi-diskusi panjang di cafe Agam Jua dan di rumah dinas ketua DPRD Sumbar. Agam Jua menjadi sebuah saksi berawalnya sebuah diskusi-diskusi untuk perubahan di Luak Limopuluah (kota Payakumbuh dan kabupaten Limapuluh Kota).
Ada beberapa fokus kita dalam mengembangkan pariwisata khusus untuk memajukan Luak Limopuluah, salah satunya diawali dengan festival Maek. Menurut Supardi, hingga kini peradaban Maek masih menyimpan teka-teki sejarah yang mesti dipecahkan ilmuan.
“Menhir sebagai jejak peradaban menyimpan banyak misteri. Pada pameran yang digelar kemarin, masyarakat bisa melihat hasil penelitian para ahli termasuk temuan artefak-artefak kuno dari peradaban Maek. Dan semoga Maek festival ini bisa dilanjutkan kembali oleh anggota DPRD terpilih untuk menjadikan pariwisata khusus,” jelas Supardi.
Supardi tidak ingin ada nuansa politik di nagari Maek. Lanjutkan, karena Maek adalah mimpi kita semua. 2022-2023 kita sudah mulai diskusikan lewat Fokus Group Diskusikan (FGD) bersama masyarakat Maek. Jika nanti Maek sudah ditetapkan jadi pariwisata khusus serta diakui unesco sebagai warisan dunia, kita juga tidak ingin masyarakat Maek menjadi tamu di tanah sendiri. Karena Maek adalah pariwisata khusus dalam kontek penelitian.
Supardi juga mengucapkan terimakasih kepada dinas kebudayaan Sumbar, para arkeolog dunia dan stakeholder terkait serta kawan-kawan insan pers Luak Limopuluah atas terlaksananya dengan suksesnya festival Maek.
Sementara itu mewakili masyarakat Maek, walinagari Maek Efrizal Hendri Datuak Patih, menyampaikan banyak harapan masyarakat Maek tertumpang dalam Maek festival kemarin. Semoga Maek festival menjadi kalender tahunan. Karena banyak dampak positifnya bagi masyarakat Maek dalam membantu promosi potensi wisata yang ada di nagarinya.
“Kami berharap agar festival ini dilanjutkan sehingga memberikan dampak positif bagi pembangunan nagari serta peningkatan kualitas hidup masyarakat Maek. Kami mewakili masyarakat Maek mengucapkan ribuan terimakasih kepada bapak Supardi dan dinas kebudayaan Sumbar. Semoga upaya ketua DPRD Sumbar, bapak Supardi memperkenalkan Maek sebagai destinasi minat pariwisata khusus menjadi pusat perhatian stakeholder terkait, untuk melanjutkan penelitian arkeolog dan dapat memperkenalkan Maek kepada generasi muda di dunia khususnya Luak Limopuluah pasca festival ini,” harapnya. (BD)