Notification

×

Iklan

Iklan

Dadih: Susu Fermentasi Tradisional yang Keren dan Kaya Manfaat, Tapi Gen Z Belum Kenal?

20 September 2024 | 16:03 WIB Last Updated 2024-09-20T09:03:25Z


Pasbana - Hai, pernah dengar tentang dadih? Kalau kamu belum tahu, tenang aja, kamu nggak sendirian. Padahal, ini salah satu jenis susu fermentasi tradisional asli Sumatera Barat yang punya segudang manfaat, lho! Bisa dibilang, dadih adalah probiotik alami yang kaya gizi. Tapi sayangnya, banyak anak muda sekarang yang malah nggak tahu tentang makanan keren ini. Let’s dive in!

Apa Itu Dadih?

Singkatnya, dadih itu terbuat dari susu kerbau yang difermentasi secara alami. Jadi, susu kerbau dimasukkan ke dalam tabung bambu dan dibiarkan selama 24-48 jam sampai berubah jadi dadih yang creamy dan asam segar. Sounds fancy, kan?

Tapi sayangnya, populasi kerbau di Indonesia semakin menurun, jadi bahan baku dadih mulai langka. Kerbau sekarang jarang dipelihara untuk diperah susunya, lebih sering buat kerja atau diambil dagingnya. That’s why, para ahli lagi mencari alternatif pengganti susu kerbau. Salah satu solusinya? Susu sapi! Susu sapi bisa dimodifikasi supaya hasil fermentasinya mendekati tekstur dan rasa dadih tradisional.

Kenapa Harus Coba Dadih?

Dadih punya potensi besar sebagai pangan fungsional yang mengandung probiotik, baik buat pencernaan, imun tubuh, dan kesehatan secara umum. Faktanya, negara seperti Malaysia dan Jepang udah menggunakan bakteri dari dadih untuk produksi susu fermentasi mereka sendiri. Sayangnya, kita di Indonesia justru mulai melupakan makanan tradisional ini.




Nah, probiotik di dadih itu penting banget buat kesehatan pencernaan kita, dan lebih dari itu, dadih juga bisa diolah jadi produk dengan kualitas yang lebih terjaga kalau prosesnya dimodernisasi. Artinya, dengan teknologi yang lebih canggih, kita bisa bikin dadih dengan standar kualitas tinggi yang sama enaknya, tapi lebih konsisten!

Problemnya di Mana?

Masalahnya, proses fermentasi alami kadang sulit diatur sehingga kualitas dadih yang dihasilkan nggak selalu konsisten. Selain itu, dengan semakin sedikitnya populasi kerbau, produksi dadih tradisional jadi makin terbatas. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah kerbau di Sumatera Barat menurun drastis. Dari 322 ribu ekor pada tahun 2004, dan hanya tinggal 52 ribu ekor di tahun 2009.




Tapi tenang, selalu ada solusi! Para peneliti sedang mencoba pakai susu sapi yang dimodifikasi untuk bikin dadih, jadi kita nggak perlu tergantung sama susu kerbau lagi. Selain itu, mereka juga mulai mengembangkan dadih dengan bantuan bakteri probiotik sebagai starter, jadi kualitas dadihnya bisa lebih stabil dan sesuai standar.

Masa Depan Dadih di Tangan Generasi Z

Kamu sebagai generasi Z punya peran besar buat melestarikan kuliner tradisional ini. Dadih bukan cuma makanan tradisional, tapi juga bisa jadi sumber probiotik yang sehat dan berpotensi besar jadi tren kuliner di masa depan. Bayangkan, makanan tradisional yang nggak cuma enak, tapi juga sehat, bisa jadi salah satu produk lokal unggulan yang mendunia.

Nah, gimana menurut kamu? Waktunya eksplorasi makanan lokal lagi dan biarkan dadih menjadi bagian dari gaya hidup sehatmu! Coba deh cari dadih di daerahmu, atau kalau kamu penasaran, bisa mulai bereksperimen buat bikin dadih sendiri di rumah dengan susu sapi. Siapa tahu, ini bisa jadi camilan sehat favorit barumu! Makin tahu Indonesia.
[budi]

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update