Notification

×

Iklan

Iklan

Fotografi Ekspresi Dibahas di Kuflet: Ungkapan Jiwa Lewat Lensa

07 September 2024 | 21:39 WIB Last Updated 2024-09-17T00:49:26Z


Padang Panjang, pasbana- – Komunitas Seni Kuflet kembali menjadi pusat diskusi seni dengan tema "Fotografi Ekspresi", yang diadakan di Sekretariat Kuflet. Acara ini menghadirkan Ichsan Saputra, M.Sn, sebagai narasumber, dan dimoderatori oleh Helni Yuliana, seorang perupa terkemuka.

Dalam diskusi tersebut, Ichsan Saputra, yang juga merupakan anggota Komunitas Seni Kuflet, menjelaskan bahwa fotografi bukan hanya sekedar menangkap gambar, melainkan sebuah ungkapan jiwa dari pengkaryanya. “Fotografi ekspresi adalah hasil dari kegelisahan yang dirasakan oleh masyarakat dan dituangkan oleh pengkarya melalui medium visual. Objeknya bisa benda mati, tumbuhan, atau apapun yang menginspirasi,” ujar Ichsan.

Ia menambahkan, bahwa dalam proses penciptaan karya fotografi, terdapat keterkaitan erat antara mata, otak, dan kamera. "Seorang fotografer ekspresi harus memiliki pemikiran yang liar dan bebas terhadap objek yang difotonya," jelasnya. Untuk menjadi seorang fotografer ekspresi, lanjut Ichsan, diperlukan latihan yang konsisten. 




"Memotret secara rutin adalah kunci untuk melatih insting dan kepekaan terhadap objek, sehingga dari situ lahir ide dan konsep yang kuat," kata fotografer muda sekaligus penyair ini.

Moderator acara, Helni Yuliana, menyimpulkan bahwa fotografi ekspresi adalah cara pengkarya menyampaikan pesan melalui karyanya, dengan memanfaatkan objek-objek di sekitarnya secara filosofis. "Fotografi ekspresi bukan hanya sekedar gambar, tetapi juga mengandung makna mendalam," ucap Helni.




Salah satu peserta diskusi, Nurlaili, yang sedang menempuh pendidikan di program studi kriya seni, turut menyampaikan pandangannya. Menurutnya, karya fotografi ekspresi yang diangkat oleh Ichsan sangat menarik, terutama karena karya-karya tersebut didasari oleh konsep yang matang. 

"Bahkan bagi orang awam, karya ini dapat dipahami dengan mudah. Ketekunan dalam berekspresi menjadi poin penting, dan tentunya, karya akademik harus selalu diimbangi dengan teori yang kuat," jelasnya.

Diskusi ini diharapkan dapat membuka wawasan baru bagi para seniman dan fotografer tentang bagaimana fotografi dapat menjadi media yang kuat untuk mengekspresikan jiwa dan perasaan mereka.

(*/Sarah)

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update