Padang Panjang, pasbana-– Akademi Digital Lansia (ADL) - Tular Nalar diadakan di Kelurahan Kampung Manggis, Padangpanjang, pada Minggu, 08 September 2024. Program pelatihan literasi digital ini merupakan platform pembelajaran online yang diinisiasi oleh MAFINDO dan didukung oleh Google.org, dengan Love Frankie sebagai mitra pelaksana. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi dan menyikapi hoaks melalui literasi digital dan pemikiran kritis.
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) merupakan organisasi masyarakat sipil anti-hoax yang telah mempelopori banyak inisiatif untuk melawan infodemic atau wabah hoax. MAFINDO berdiri pada tahun 2016 dan kini memiliki lebih dari 95.000 anggota online dan 1.000 sukarelawan, serta 20 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia. Kegiatannya mencakup berbagai bidang, termasuk namun tidak terbatas pada pencegahan hoax, hoax busting, edukasi publik, seminar, lokakarya, advokasi, pengembangan teknologi anti-hoax, penelitian, dan keterlibatan sosial di tingkat akar rumput.
ADL kali ini diikuti sebanyak 100 peserta lansia di Kelurahan Kampung Manggis dan dipandu fasilitator sebanyak 10 orang dari MAFINDO Padang. Para fasilitator diantaranya Silmi Novita Nurman, Feni Mardian, Lia Pusvita Sari, Rahmadeni, Fatma Yuka Desri, Dewi Yanti, Alem Maulana, Oksa Putra Nurman, Rahmat Irfan Denas dan Imam Sabrani Yurizal.
“Kecangihan teknologi memberikan kita banyak informasi, salah satunya melalui handphone. Namun tidak semua informasi yang diterima itu benar. Karena itu penting untuk memperkuat literasi digital,” ujar Feni Mardian, Koordinator Wilayah MAFINDO Padang.
Menurut Feni, Lansia merupakan salah satu kelompok yang tergolong baru terpapar digital dan belakangan ini rentan menjadi korban hoax dan penipuan. Karena itu, pelatihan ini berguna untuk membangun imunitas lansia agar kebal dari informasi hoax dan penipuan online.
Menurut Hayatur Kurnia Syam, Kepala Bidang KAMTIBMAS (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) Padangpanjang, kasus yang marak terjadi, yaitu penipuan online.
“Di Polsek Padangpanjang banyak saya mendapat laporan penipuan online. Biasanya banyak yang tertipu jual beli online. Karena itu saya harap ibu-ibu bisa lebih berhati-hati setelah mengikuti kegiatan hari ini,” ujarnya.
Senada dengan penuturan Hayatur, beberapa peserta menceritakan pengalamannya mengalami penipuan online, saat sesi diskusi bersama fasilitator.
“Kalau masalah penipuan, saya pernah hampir ditipu soal anak. Saya lagi di Padangpanjang lalu ditelfon orang, katanya anak saya ketangkap narkoba. Dibilangnya anak saya sedang di Bukittinggi, bahkan saya juga mendengar suara anak saya dari telfon tersebut. Karena saya cemas dan panik, ujung-ujungnya saya dimintai uang tebusan,” terang Bu Rini, menceritakan pengalaman.
Namun, sebelum memutuskan mengirim uang tebusan, saudara Bu Rini memperingatkan bahwa apa yang dialami Bu Rini merupakan penipuan. Saudara Bu Rini menyarankan untuk menghubungi anaknya secara langsung. Bu Rini kemudian menghubungi langsung anaknya. Ternyata anak Bu Rini baik-baik saja, sehingga ia dapat terlepas dari jebakan uang tebusan.
Senada dengan pengalaman Bu Rini, Bu Nini juga menceritakan bahwa dirinya juga pernah hampir terjebak penipuan jual beli motor melalui kontak yang mengaku sebagai orang yang dikenal. Beruntungnya Bu Nini selamat dari penipuan karena mendapat saran untuk mengecek kontak tersebut menggunakan Get Contact.
Kegiatan yang berlokasi di SDN 15 Kampung Manggis ini juga memperoleh sambutan baik dari Kristian selaku KASIPEM (Kepala Seksi Pemerintahan) Kampung Manggis.
“Alhamdulillah kita mendapat pelatihan dari MAFINDO, mudah-mudahan dapat diikuti dengan baik dan bermanfaat untuk kita semua,” pungkas Kristian.(*)