Notification

×

Iklan

Iklan

Inovasi Plastik Biodegradable: Solusi Kreatif Mahasiswa UNAND untuk Permasalahan Limbah Plastik

03 September 2024 | 11:40 WIB Last Updated 2024-09-03T04:40:57Z



pasbana - Limbah plastik telah menjadi salah satu isu lingkungan terbesar yang dihadapi dunia saat ini. Setiap tahun, jutaan ton plastik dibuang ke lautan, mengancam kehidupan laut dan ekosistem. Dalam upaya mencari solusi yang lebih ramah lingkungan, tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) dari Universitas Andalas (UNAND) memperkenalkan inovasi terbaru berupa plastik biodegradable yang dibuat dari bahan limbah keju dan tandan kosong kelapa sawit (TKKS).

Tim yang dikenal dengan nama "Biowhetan" ini terdiri dari tiga mahasiswa Fakultas Peternakan UNAND, yaitu M. Adriansyah, Zaky Syahputra, dan Arkan Fauzi, yang semuanya merupakan mahasiswa angkatan 2022. Dengan bimbingan dari Dr. Indri Juliyarsi, SP, MP, mereka berhasil menciptakan plastik yang tidak hanya mampu membungkus makanan, tetapi juga dapat terurai dalam waktu yang relatif singkat, yaitu hanya 7 hari.

Plastik biodegradable ini terbuat dari whey, yaitu limbah cair yang dihasilkan dari proses pembuatan keju, yang kemudian ditambahkan sari tandan kosong kelapa sawit. Kedua bahan ini, yang umumnya dianggap sebagai limbah, diubah menjadi produk yang bernilai tinggi dan ramah lingkungan. Inovasi ini tidak hanya mengurangi jumlah limbah yang ada di masyarakat, tetapi juga memberikan solusi terhadap masalah sampah plastik yang biasanya memerlukan ratusan tahun untuk terurai.

Tidak hanya ramah lingkungan, plastik yang dihasilkan oleh tim Biowhetan juga memenuhi standar internasional, termasuk aturan JIS (Japanese Industrial Standards) dalam hal ketebalan, transmisi uap air, dan keterlarutan. Hal ini menunjukkan bahwa plastik biodegradable ini memiliki potensi besar untuk menggantikan plastik komersial yang saat ini banyak beredar di pasaran.

Inovasi ini berpotensi memberikan dampak positif tidak hanya pada lingkungan tetapi juga pada ekonomi masyarakat. Dengan memanfaatkan limbah industri keju dan kelapa sawit, plastik biodegradable ini dapat diproduksi secara lebih ekonomis dan berkelanjutan. Selain itu, jika produksi plastik ini dapat dikomersialisasikan, maka akan membuka peluang usaha baru serta meningkatkan pendapatan masyarakat, terutama di daerah-daerah penghasil keju dan kelapa sawit.




Meskipun plastik biodegradable ini menawarkan solusi yang menjanjikan, tantangan masih tetap ada, terutama dalam hal skala produksi dan penerimaan pasar. Diperlukan dukungan lebih lanjut, baik dari pemerintah, industri, maupun masyarakat, agar inovasi ini dapat berkembang dan digunakan secara luas.

Namun, langkah yang diambil oleh tim Biowhetan ini merupakan contoh nyata bagaimana generasi muda dapat berkontribusi dalam menyelesaikan masalah lingkungan dengan cara yang kreatif dan inovatif. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah plastik dan mendorong penggunaan material yang lebih ramah lingkungan di masa depan.

Pengembangan plastik biodegradable saat ini tidak hanya dilakukan oleh UNAND. Beberapa universitas dan lembaga penelitian di Indonesia juga aktif mencari solusi serupa. Sebagai contoh, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah mengembangkan plastik biodegradable dari rumput laut, sedangkan Universitas Gadjah Mada (UGM) berfokus pada penggunaan pati singkong. Semua ini menunjukkan bahwa kesadaran terhadap pentingnya plastik yang ramah lingkungan semakin meningkat di kalangan akademisi dan peneliti Indonesia.

Inovasi yang dikembangkan oleh UNAND ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, harapan untuk masa depan yang lebih hijau dan bersih menjadi semakin nyata.(*)

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update