Pasbana - Siapa sangka, asal-usul nenek moyang Minangkabau ternyata lebih dekat dengan cerita legenda daripada catatan sejarah? Seperti yang diketahui, sejarah Minangkabau banyak diperoleh dari Tambo, sebuah hikayat kuno yang diwariskan secara turun-temurun, sebelum akhirnya dibukukan.
Nah, apa sih sebenarnya Tambo itu? Bayangkan, dulu para niniek mamak (tetua adat) duduk bersama anak-anak muda, menceritakan kisah asal-usul mereka. Salah satu kisah paling terkenal adalah asal-usul dari puncak Gunung Merapi, yang digambarkan dalam pantun adat:
Dari mano titiak palito
Dari tangluang nan barapi
Dari mano asa nenek moyang kito
Dari puncak Gunuang Marapi
Artinya, orang Minangkabau percaya bahwa nenek moyang mereka berasal dari puncak gunung yang penuh dengan api, yaitu Gunung Merapi di Sumatera Barat. Tapi, bukan berarti mereka turun langsung dari puncak gunung begitu saja!
Ada cerita yang menyebutkan bahwa mereka datang dari arah laut, berlayar dengan perahu kecil, hingga akhirnya tiba di sebuah pulau yang saat itu tampak seperti 'telur itik' di tengah lautan. Sebuah kisah petualangan yang seolah diambil langsung dari film epik!
Lalu, apa hubungannya dengan sejarah Minangkabau yang kita kenal sekarang? Menurut penelitian, nenek moyang Minangkabau merupakan campuran dua ras Melayu, yakni Proto Melayu dan Deutro Melayu, yang mulai menetap di wilayah Bukit Barisan sekitar 2000 tahun sebelum Masehi.
Mereka membawa tradisi yang kemudian dikenal sebagai adat Minangkabau, termasuk adat matrilineal yang unik, di mana garis keturunan diambil dari pihak ibu.
Uniknya, meskipun adat Minangkabau sangat dipengaruhi oleh Islam, adat matrilineal ini tetap bertahan hingga sekarang. Mengapa? Karena dalam Islam, wanita sangat dimuliakan, dan tidak ada larangan untuk menghormati peran ibu dalam masyarakat.
Dari cerita yang turun-temurun inilah, Minangkabau mulai berkembang menjadi masyarakat dengan tatanan adat yang kaya. Mereka membentuk permukiman kecil seperti taratak, lalu berkembang menjadi dusun, koto, hingga akhirnya menjadi nagari yang kita kenal sekarang.
Seiring berjalannya waktu, kerajaan-kerajaan pun mulai terbentuk, membawa nama Minangkabau ke panggung sejarah Nusantara.
Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Tambo?
Tambo tidak hanya sekadar cerita, tetapi menjadi pengingat akan kuatnya akar budaya dan tradisi masyarakat Minangkabau. Meskipun Tambo dianggap hanya mengandung 2% fakta sejarah, namun nilai-nilai adat dan budayanya tetap menjadi fondasi kehidupan masyarakat hingga hari ini.
Jadi, lain kali saat mendengar kisah asal-usul Minangkabau dari Gunung Merapi, ingatlah bahwa ini bukan hanya cerita biasa. Ini adalah jendela untuk memahami bagaimana sebuah budaya yang kaya bisa bertahan selama ribuan tahun, tetap relevan, dan terus menjadi bagian penting dari identitas masyarakatnya. Makin tahu Minangkabau.(Budi)