Notification

×

Iklan

Iklan

Bendi: Pesona Transportasi Tradisional yang Tetap Bertahan

11 Oktober 2024 | 15:33 WIB Last Updated 2024-10-11T08:33:32Z



Pasbana - Bendi, alat transportasi tradisional yang ditarik oleh kuda, masih setia mengitari jalanan Padang Panjang meski kini hanya tersisa beberapa saja. 

Mungkin bagi sebagian orang, Bendi sudah menjadi pemandangan langka. Namun, di kota kecil nan sejuk ini, Bendi tetap eksis, meski jumlahnya dapat dihitung dengan jari—hanya tersisa 3 hingga 5 unit yang beroperasi di sekitar Pasar Pusat Padang Panjang.

Bendi memang tak lagi menjadi pilihan utama bagi masyarakat lokal untuk beraktivitas sehari-hari. Perkembangan zaman, kemajuan teknologi, dan pilihan transportasi yang lebih cepat seperti motor atau ojek online membuat posisi Bendi semakin tersisih. 




Tetapi, justru di situlah daya tarik Bendi—bukan lagi sekadar alat transportasi, tapi juga simbol nostalgia dan pengalaman wisata unik yang tak bisa didapatkan di sembarang tempat.

Daya Tarik Wisata yang Memikat


Bendi-bendi yang masih bertahan ini biasanya dapat ditemukan di perempatan Pasar Pusat, tepatnya di sepanjang Jalan Imam Bonjol. Setiap pagi, mulai pukul 08.30 WIB, para kusir Bendi sudah siap menanti penumpang. 

Mereka menunggu wisatawan yang ingin menikmati sensasi berkeliling kota dengan cara yang lebih santai dan berbeda. Salah satu destinasi populer bagi para penumpang Bendi adalah Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM) serta masjid-masjid tua yang penuh sejarah di Padang Panjang.

Bagi para pelancong, pengalaman menaiki Bendi memberikan nuansa perjalanan yang berbeda. Perlahan-lahan, mereka bisa menikmati suasana kota sambil menyaksikan pemandangan di sekitar. Audia, seorang pengunjung dari Curup, Bengkulu, adalah salah satu penggemar setia Bendi. 




Setiap kali ia mengunjungi adiknya yang bersekolah di pesantren di Padang Panjang, ia tak pernah melewatkan kesempatan menaiki Bendi.

“Setelah belanja di Pasar Pusat, saya pasti pulang dengan Bendi. Rasanya tak lengkap kalau ke Padang Panjang tanpa naik Bendi. Itu seperti bagian dari tradisi setiap kali saya datang ke sini,” ujar Audia.

Bendi: Lebih dari Sekadar Transportasi


Bagi Can Sidi (68), seorang kusir Bendi yang telah beroperasi selama lebih dari 50 tahun, Bendi adalah hidupnya. Can berasal dari Batipuh, sebuah daerah di Sumatera Barat, dan telah menjadi saksi bagaimana Bendi berangsur-angsur terpinggirkan oleh kemajuan zaman. 




Namun, baginya, Bendi bukan hanya soal uang. "Ini soal melestarikan budaya," katanya tegas.

Tak hanya Can Sidi, ada banyak kusir lain yang merasakan hal serupa. Mereka berjuang agar Bendi tetap menjadi bagian dari identitas kota. Mereka percaya bahwa meski fungsinya telah bergeser, Bendi bisa terus hidup melalui peranannya dalam dunia pariwisata.

Pengalaman Berkeliling dengan Bendi


Bagi wisatawan yang ingin merasakan sensasi berkeliling dengan Bendi, biaya yang dikenakan cukup terjangkau. Hanya dengan Rp30.000, Anda bisa menikmati perjalanan keliling kota bersama keluarga atau teman. 

Satu Bendi bisa memuat hingga empat penumpang, dan Anda akan diajak menjelajahi sejumlah destinasi menarik di Padang Panjang.

Meski teknologi dan modernisasi terus berkembang, Bendi membuktikan bahwa keindahan masa lalu masih bisa bertahan, terutama di kota yang menjunjung tinggi tradisi seperti Padang Panjang. 

Bagi Anda yang mencari cara berbeda untuk menikmati liburan, tak ada salahnya mencoba pengalaman unik ini. Siapa tahu, perjalanan dengan Bendi justru menjadi momen yang paling berkesan selama berkunjung ke kota ini. Makin tahu Indonesia.(*) 

IKLAN

 

×
Kaba Nan Baru Update