Padang Panjang, pasbana – Program Studi Kriya Seni Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Padangpanjang, bersama dengan Tim Pengabdian Masyarakat dari Program Studi Desain Mode, menggelar pelatihan membatik di Pesantren Thawalib Gunuang.
Kegiatan yang berlangsung dari 1 September hingga 29 September 2024 ini bertujuan untuk memperkenalkan seni batik sekaligus mengembangkan karakter santri.
Ketua Program Studi Kriya Seni, Hendra, M.Sn., menjelaskan bahwa batik adalah seni rupa yang melibatkan pembuatan motif dan ornamen tradisional di atas kain. “Batik tidak hanya sekadar teknik, tetapi juga budaya yang mengandung nilai seni tinggi,” ujarnya.
Pelatihan ini menyasar santri putri yang memiliki minat dalam bidang seni rupa. Ketua Panitia, Desi Trisnawati, M.Sn., menekankan pentingnya ketelitian dan kesabaran dalam proses membatik.
"Proses membatik membutuhkan ketekunan yang tinggi. Kami berharap ini bisa membantu santri mengasah karakter mereka untuk menjadi lebih teliti dan tekun," katanya.
Selama pelatihan, para santri dilatih mulai dari merancang desain, mencanting, mewarnai kain, hingga melorod dan mengeringkan hasil batik. Produk akhir berupa sapu tangan dan syal batik merupakan hasil karya mereka sendiri. Desi menambahkan, “Kami ingin para santri mampu menghasilkan produk batik dari hasil desain mereka sendiri, yang akan memperkaya proses pembelajaran mereka di pesantren.”
Pelatihan ini juga memiliki dampak jangka panjang. Hafshin, S.Ag., pimpinan Madrasah Aliyah Thawalib Gunuang, menyampaikan harapannya agar kegiatan membatik dapat terus berlanjut di pesantren. “Seni dan agama berjalan seiring. Membatik dapat menjadi salah satu media untuk pengembangan karakter santri,” tuturnya.
Hafshin juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak ISI Padangpanjang yang telah memberikan beberapa set peralatan membatik. “Dengan adanya alat-alat ini, kami berencana menjadikan membatik sebagai kegiatan ekstrakurikuler di pesantren,” tambahnya.
Kegiatan ini menunjukkan kolaborasi yang kuat antara dunia seni dan pendidikan di pesantren, sekaligus membuka peluang baru bagi santri untuk mengembangkan keterampilan dan karakter mereka melalui seni tradisional.
(Ichsan)