Limapuluh Kota, pasbana – Demi mendukung pengembangan potensi kerajinan gerabah di Nagari Andaleh - Kabupaten Limapuluh Kota, Program Studi Kriya Seni Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang mengadakan pelatihan khusus bagi pengrajin lokal.
Pelatihan yang berlangsung dari 30 September hingga akhir Oktober 2024 ini melibatkan para ibu-ibu PKK setempat dengan tujuan meningkatkan daya tarik dan nilai jual gerabah tradisional melalui teknik dekorasi dan inovasi produk.
Ketua Program Studi Kriya Seni, Hendra, S.Sn., M.Sn., menjelaskan bahwa Andaleh merupakan salah satu daerah yang kaya akan tradisi pembuatan gerabah, khususnya produk-produk seperti periuk belanga dan celengan tanah liat.
Namun, Hendra menekankan bahwa pengrajin perlu meningkatkan nilai estetika produk agar mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
“Gerabah Andaleh, yang selama ini hanya berfungsi sebagai alat masak, kini kita dorong untuk diolah menjadi produk kreatif yang memiliki nilai seni tinggi. Harapannya, pengembangan ini dapat membuka peluang bagi pengrajin untuk memasarkan produknya tidak hanya sebagai peralatan rumah tangga, tetapi juga sebagai souvenir unik,” kata Hendra.
Ferawati, Ketua Tim Pengabdian, menambahkan bahwa pelatihan ini adalah salah satu bentuk kontribusi nyata ISI Padangpanjang dalam melestarikan seni budaya di masyarakat. Melalui pengenalan teknik cetak gypsum, para peserta diperkenalkan dengan cara menghasilkan berbagai variasi bentuk gerabah yang menarik.
“Selain mengasah kreativitas, kami juga memberikan pelatihan dekorasi menggunakan motif tradisional Minangkabau. Dengan sentuhan estetika khas ini, produk gerabah dari Andaleh dapat memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan bersaing di pasar seni kerajinan,” ujar Ferawati, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Prodi Kriya Seni.
Program pelatihan ini mendapat dukungan dari Direktorat Riset Terapan dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek, dengan harapan dapat meningkatkan penghasilan para pengrajin dan menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal.
Nina, salah satu peserta pelatihan, mengaku antusias mengikuti kegiatan ini. Baginya, pelatihan ini membuka wawasan baru dalam mengolah gerabah menjadi produk yang memiliki nilai seni dan komersial lebih tinggi.
“Pelatihan ini memberikan kami pengetahuan baru, terutama dalam mengubah gerabah yang tadinya hanya digunakan sebagai periuk menjadi souvenir yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Produk-produk ini nantinya dapat kami pasarkan ke sentra wisata di Kota Payakumbuh dan sekitarnya,” tutur Nina dengan penuh semangat.
Dengan adanya pelatihan ini, ISI Padangpanjang berharap dapat memberdayakan pengrajin lokal melalui peningkatan keterampilan dan inovasi produk yang dihasilkan. Langkah ini diharapkan menjadi awal dari kebangkitan ekonomi kerajinan tradisional di Andaleh serta memperkenalkan seni budaya Minangkabau ke pangsa pasar yang lebih luas.(*/Soerya)