Oleh: Hendra Saputra, SH
LHKP PDM Pabasko
Padang Panjang, pasbana --Di tengah kesulitan dan keresahan masyarakat yang meningkat akibat perubahan sosial, ketidakstabilan ekonomi, serta sistem pendidikan yang menjadi persoalan setiap tahunnya, kebutuhan akan pemimpin yang lincah (agile) menjadi suatu keharusan. Kepala daerah yang agile akan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan serta inovatif dalam menciptakan terobosan baru—memegang peran kunci dalam memimpin sebuah kota menuju kemajuan berkelanjutan selama lima tahun kepemimpinannya.
Kemampuan untuk memimpin dengan adaptif dan inovatif tidak hanya menentukan kesuksesan kepemimpinan pada era modern, tetapi juga merupakan kunci untuk menghadapi tantangan yang lebih berat dan kompleks untuk masa-masa yang akan datang, seperti tuntutan layanan publik yang cepat dan transparan, penciptaan ekosistem bisnis yang sesuai dengan karakteristik daerah, serta pembangunan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
Padang Panjang Butuh Pemimpin yang Lincah dengan Jaringan Pusat
Kontestasi politik dalam pemilihan walikota Padang Panjang, di mana masa kampanye yang singkat akan sangat sulit bagi masyarakat menentukan pilihannya sesuai kebutuhan kota Serambi Mekkah. Namun melihat perkembangan sistem kepemimpinan beberapa tahun belakangan ini, kita menyadari bahwa Padang Panjang butuh pemimpin yang lincah dalam membangun jaringan ke pemerintahan pusat.
Kepala daerah yang agile, yang memiliki jaringan yang kuat dengan pemerintahan pusat akan lebih cendrung mampu menyelesaikan segala bentuk kebutuhan masyarakat. Kepala daerah yang dekat dengan pusat mampu merespons secara dinamis terhadap berbagai tantangan yang muncul. Salah satu tantangan signifikan yang dihadapi oleh kepala daerah adalah perancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), yang berfungsi sebagai landasan utama dalam pengelolaan keuangan daerah.
APBD tidak hanya menjadi dasar bagi pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/Organisasi Perangkat Daerah (OPD)/Perangkat Daerah (PD) hingga kepala daerah dalam menyusun strategi dan melaksanakan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga menetapkan kerangka pengelolaan keuangan daerah untuk periode satu tahun ke depan.
Jika kita berpatok pada APBD kota Padang Panjang yang hanya 600 miliar maka progres pembangunan dan tata kelola pemerintahan hanya akan berada pada garis stagnan. Dalam konteks ini, walikota Padang Panjang kedepan mesti memiliki kepiawaian untuk menarik dana dari pemerintahan pusat. Penarikan dana dari pusat tentu bukan sekedar lobi-lobi saja tetapi juga memiliki jaringan yang pasti di pemerintahan pusat, agar segala kebutuhan untuk program kota Padang Panjang bisa diakomodir dengan baik dan tidak bergantung pada APBD saja.
Inovasi sebagai Penggerak
Inovasi adalah jantung dari kepemimpinan yang agile. Kepala daerah yang efektif mengintegrasikan ide-ide baru dan solusi kreatif untuk memecahkan masalah dan memanfaatkan peluang. Ini bisa mencakup penerapan teknologi baru, pengembangan model bisnis yang berkelanjutan, atau penerapan kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan mendorong inovasi, kepala daerah tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini tetapi juga mempersiapkan wilayah mereka untuk masa depan yang lebih baik.
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) memiliki potensi besar untuk menjadi pusat inovasi karena fleksibilitas dan kemampuannya dalam menciptakan ekosistem ekonomi daerah—produk baru/bisnis baru—yang berorientasi kebermanfaatan bagi masyarakat, keuntungan finansial, dan kontribusi pendapatan asli daerah (PAD).
Selain itu, SKPD/OPD/PD juga berperan penting dalam merumuskan regulasi dan kebijakan yang mendukung kreativitas masyarakat, industri, dan pelaku usaha. Sebagai entitas yang beroperasi di bawah naungan pemerintah daerah, BUMD dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar dan kebutuhan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan sektor-sektor baru yang dapat memperkuat ekosistem ekonomi daerah.
Sebagai langkah kongkritnya calon Walikota Padang Panjang mesti mampu melahirkan solusi di tengah permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat saat ini. Salah satunya masalah pasar pusat Padang Panjang yang hanya dibangun tetapi tidak dibenahi dalam pelaksanaannya. Di sisi lain, pasar sebagai pusat ekonomi masyarakat belum mampu menjawab kebutuhan masyarakat selama ini. Justru pasar yang digadang-gadangkan sebagai pusat ekonomi tersebut menjadi keluh kesah masyarakat. Para pelaku usaha di pasar pusat justru merasa gedung bagus tidak berbanding lurus dengan pendapatan yang baik bagi pelaku usaha di sana, karena kajian yang tidak matang dalam pembangunannya.
Kepemimpinan yang Kolaboratif Antara Eksekutif dan Legislatif
Beberapa daerah telah menunjukkan bagaimana kepemimpinan yang kolaboratif antara legisltif dan eksekutif dapat menghasilkan dampak positif. Misalnya, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terpilih sebagai salah satu role model.
Penunjukan Banyumas sebagai percontohan ini didorong oleh keunggulan subsektor kolaborasi antara eksekutif dan legislatif yang mendorong ekonomi kreatifnya, terutama dalam seni pertunjukan seperti wayang, ebeg (kuda lumping), dan lengger (tari tradisional).
Sementara untuk Padang Panjang sendiri gaya kepemimpinan masih mengedepankan kolaborasi pragmatis. Gaya yang masih mengedepankan kepentingan sehingga hal yang menjadi dasar untuk kebutuhan masyarakat sering terabaikan.
Kolaborasi antara eksekutif dan legislatif menjadi kunci untuk membangun kota dengan program-program kemasyarakatan. Sinergi kedua lembaga ini menjadi kunci keberhasilan berbagai program pembangunan yang tengah dijalankan. Kerja sama antara eksekutif dan legislatif adalah fondasi utama untuk mencapai target-target pembangunan yang telah ditetapkan. Dengan komunikasi yang efektif dan saling mendukung, tentu hal ini bisa diciptakan oleh walikota yang tidak memiliki rekam jejak yang tidak baik dengan para legislatif.
Namun pada dasarnya masyarakat Padang Panjang adalah masyarakat yang cerdas dalam menelaah calon pemimpinnya. Masyarakat Padang panjang tentu menyadari bahwa pemimpin yang baik dapat dilihat dari kepribadian yang baik. Jika kepribadiannya baik maka jalan dan program yang dijalankannya tentu membawa kebaikan dan perbaikan bagi masyarakat.(*)